H-7

There the previous 🙂
*H Teaser
*H-1
*H-2
*H-3
*H-4
*H-5
*H-6

Tittle : H-7
Author : Intansparkddict
Genre : Romance, Engaged
PG : 15+
Cast : Cho Kyuhyun
Im Yoona
Seo Joo Hyun
Lee Gikwang
Shim Changmin


***

When I walked.
It’s just tired for my burden heart.
When I heard.
It’s just hurt that I can felt.
But I’m sorry.
I have to say that..

***

My first was gone.
Live me without some pain.
She keeps me, supports me.
From love you.
To love her..

 

***

Mereka memasuki rumah itu. Dengan ia berjalan mengikutinya dibelakang, tak jauh. Diam. Selama perjalanan dari acara tersebut, tak ada yang membuka suara hanya untuk membuat sebuah percakapan. Saling sibuk, terpaku dengan kegiatanya masing-masing. Meskipun mengetahui, banyak yang mereka pikirkan, bingungkan, pertanyakan.

Tak terasa mereka telah menaiki tangga. Berbeda jarak tiga anak tangga dengan dirinya. Ia tetap mengikutinya dari belakang. Menatap punggungnya. Ia tidak mencintainya. (Belum). Namun sebagai lelaki ia bisa merasakan kekhawatiran, sebagaimana untuk wanita ini. Istri nya ini. Waktu berjalan dengan cepat, hingga umur pernikahan mereka akan memasuki 24 hari, dimana ia mendapatkan sesuatu, yang baru ia ketahui. sebagaimana ia tinggal, hidup, (dekat), dengan wanita ini.

Pintu itu, pintu kamar itu tertutup. Selaku ia telah berdiri tepat didepannya. Menatapnya terkejut. Bingung.

“Aku ingin sendiri.”

Spontan. Mata Kyuhyun berkedip, masih. Ketika mendengar suara itu terucap, terdengar ditelinganya. Ingin mengucapkan sesuatu. Namun ada sesuatu yang masih menambah keraguannya, menghalangnya. Ia belum tahu jelas apa yang kini sedang menganggu Yoona. Tapi ia tahu, objek apa yang telah menyebabkan hal ini terjadi.

Pria itu.
Lee Gikwang.

“Yoona, bisakah kau memberikanku selimut?. Aku akan menggunakannya di sofa.”

Walaupun masih banyaknya kalimat, kata, pertanyaan yang sangat ingin ia lontarkan pada Yoona. Ia menahannya. Ia mencoba memahaminya, mengerti dirinya. Tidak memaksanya untuk memberitahu dirinya sebagai seorang suaminya apa yang sedang menganggunya.

Ia masih menatap kedepan. Masih berpikir. Hingga tidak sadar pemandangan kayu cokelat itu berganti dengan wajah cantik. Sedih. Terpancar sangat jelas dari wajah itu. Ketika ia menatapnya, lurus pada kedua bola mata nya. Ia bisa menangkap hal itu. Tetap. Tak ada air mata.

Tanganya memberinya apa yang ia minta sebelumnya. Kain tebal, untuk melindungi dirinya. Ia menerimanya. Bersentuhan pelan dengan telapak tangan yang lembut, dingin. Sama seperti ia menggenggamnya, sebelumnya. Entah apa yang terjadi pada hatinya kali ini. Bergetar. Merespon. Sangat ingin menyentuhnya. Menahan tubuhnya, dipelukannya. Mengusap punggungnya, untuk memberikan ketenangan, kehangatan. Sebagaimana seorang suami melakukannya.
Namun, tak ada yang bisa ia lakukan selain menatapnya. Membalas tatapannya yang masih layu, dengan miliknya. Ingin mengatakan, menenangkan. Ia bisa menangkap maksudnya. Kedua matanya, seakan berbicara maaf kepadanya, untuk membiarkan dirinya sendiri. Untuk saat ini.

***

Ia tetap terus melanjutkan langkah kakinya. Lebih, sedikit menambah kecepatannya dari sebelum ia mendengar suara itu. Tidak menoleh kebelakang. Tetap terus terpaku kedepan. Berjalan. Kenapa ia selalu ada, muncul, disekeliling nya. Disini. Tempat dimana ia tidak memberitahukan ke orang lain posisinya sekarang, termasuk suaminya. Namun kenapa pria ini muncul, menemukannya. Disaat hati nya mulai tenang. Yang mengejarnya pelan. Membuat nafas nya perlahan ikut berpacu.

Dan ia sukses berhenti. Ketika tangannya tiba-tiba telah tergapai oleh tangannya.

“Aku hanya ingin bicara denganmu.”

“Tidak ada hal yang harus dibicarakan denganmu.”
Ia menarik tangan Yoona lebih kuat. Karena Yoona berusaha tetap melanjutkan langkahnya. Dan kini ia sukses membuat Yoona kembali menatapnya. “Tapi aku ada.”

“Menikah. Kau mengambil keputusan yang cepat Yoona. Tapi, sebegitu mudahkah?” Yoona tidak menatapnya, membalas tatapannya. Dan memilih untuk tidak membalas pernyataannya.
“Ketika hanya terhitung beberapa bulan, ketika aku bertemu denganmu lagi. Semua telah berubah.” Yoona tetap dalam posisi sebelumnya, duduk berhadapan dengannya, menatap kearah sebelah wajahnya. Bukan di kedua mata Gikwang.

“Aku belum bisa melupakanmu Yoona!” Kefrustasian mulai memacu emosi Gikwang. Karena Yoona sama sekali tidak menggubrisnya. Bahkan tidak membalas tatapannya. Yoona yang mendengar kalimat lantang itu. Hanya tersenyum. Pahit.

“Sebegitu mudahnya kah kau mengatakan hal itu?” Ia hanya ingin menjadi lebih tegar. “Sebegitu mudahnya kau meninggalkanku dan sebegitu mudahnya kau mengatakan kau belum melupakan ku?” Ia membuang nafas. “Sedangkan aku. Yang telah disakiti olehmu. Tidak pernah mengeluarkan kata-kata itu dari mulutku.”

Bibirnya tidak berbicara. Namun hati, sebaliknya. Yang jujur mengatakan semua. Ia pria pertama dalam hidupnya. Ia pria pertama yang membuat dirinya merasakan bahagia. Dan ia pria pertama yang juga memberikan rasa sakit pada hatinya.

Bisakah itu terlupakan dengan mudah.

“Cho Kyuhyun. Apa pria itu mencintaimu?”
Yoona. Langsung menatap mata Gikwang yang menunjukan kesuksesan karena kini Yoona benar-benar menatapnya dengan kaget. Lazimkah, seorang pria menanyakan hati, perasaan tentang pria yang sudah dinikahinya. Harusnya. Itu bukan sebuah pertanyaan yang boleh dilontarkan.

“Apakah kau menganggapku hanya bermain-main dalam pernikahan ini?”
Jawabannya tidak. Hanya serius. Namun, mungkin tidak mendekati apa yang telah diperkirakan oleh Gikwang.

“Aku masih dapat mengenalimu Yoona, memahamimu. Dan apa yang kulihat ketika kau sedang bersama Kyuhyun, itu hanya sebuah keterpaksaan.”
Yoona tersenyum. Pahit, menyeringai. Betapa lancangnya pria ini membicarakan dirinya tidak baik padahal ia hanya mengambil kesimpulan dari hidupnya dulu. Im Yoona dulu. Namun sekarang, ia, Cho Yoona. Tidak sama seperti sebelumnya.
“Salah satu yang paling kubenci darimu adalah– kepercayaan tinggi mu yang hanya diambil dari apa yang bisa kau lihat dahulu.”

Dan ia berdiri. Tanpa ingin lagi mendengar kata-kata yang terkadang (mungkin) masih bisa mempengaruhi hatinya, ia hanya takut.

“Apa aku salah melihat?!”
Langkah kaki Yoona berhenti, saat ia mulai berjalan lima langkah menjauhinya. Ia tak tahu kenapa tubuhnya bisa berhenti. Ia hanya ingin menunggu. Mendengar penuturan selanjutnya. Namun sepertinya ia telah mengetahui apa yang akan dikatakan selanjutnya. Gikwang yang melihat langkah Yoona berhenti, mensyukurinya dalam hati karena perkataannya berhasil menarik perhatiannya kembali.

“Apa aku salah melihat, pria itu. Cho Kyuhyun. Memegang tangan seorang wanita diruang kerja nya– Apa aku salah melihat?!!”
Jantung Yoona berdegup lebih cepat. Disaat ternyata Gikwang mengetahui keadaan itu. Keadaan yang belum terselesaikan hingga hampir 1 bulan umur pernikahan mereka. Ia tidak sadar. Bahwa dirinya, sebagai istrinya mengetahui, lebih, tentang keadaan itu. Ketika suami nya jarang membuka percakapan dengannya, ketika ia selalu makan malam sendiri di meja makan yang berukuran cukup besar. Ketika ia selalu tidur, sendiri, dengan tersisa ruang kosong disampingnya. Gikwang tidak mengetahuinya! Dan Yoona, hanya berusaha tidak mengetahuinya. Ia tidak menggubrisnya, walaupun terkadang hanya kedua rahang nya yang terkatup. Ia melanjutkan melangkahkan kaki nya.

“Cho Kyuhyun mengkhianatimu Yoona! Pria itu menyakitimu! Apa kau tidak sadar Hah!!”
Ia tetap tidak menggubrisnya. Kembali terus berjalan, mempercepat langkah kakinya. Namun perlahan, air mata telah muncul dikedua sudut mata nya. Ia tidak tahu kenapa mata nya mulai berair. Harusnya bukan seperti ini. Harusnya ia tidak menangis. Ia berusaha menolaknya.
Gikwang mengejarnya. Menarik tangannya, dan berhasil memutarkan tubuhnya hingga ia menatap wajahnya. Terkejut. Ketika melihat air mata yang mulai turun dikedua mata indahnya. Dan sesaat itu juga, Yoona mendaratkan telapak tangannya di pipi kanan Gikwang yang membuatnya menoleh spontan ke kiri. Menggerakan rahangnya, menyentuh rahang nya, tersenyum pahit. Ketika wanita yang dicintainya melakukan hal ini pada nya.
“Cho Kyuhyun menyakitiku. Lalu ketika kau berjalan jauh meninggalkan ku. Apa itu tidak kau sebut menyakitiku Hah!!!”
Kini air mata nya mulai jatuh, lebih lancar, cepat karena luapan emosi nya. Ia menatap Gikwang, benci, sakit, pedih, dan sedikit penyesalan mendalam karena tak disangka ia dapat melakukan hal itu kepadanya
.
“Ia tidak mencintaimu Yoona! Ia mencintai wanita lain!! Belum puaskah kau menutupi kenyataan itu dalam hidupmu?!!”
Yoona mulai berusaha menormalkan kembali deru nafas sesaknya. Meminimalisir mungkin. Ketika ia mulai mendapatkan sedikit ketenangan. Tersenyum, dengan pipi yang mulai menjatuhi pipi nya. Ia hanya membenarkan. Membenarkan apa yang dikatakan Gikwang. Menahannya dalam hati. Ia hanya ingin semua ini berhenti. Berhenti mengganggu hidupnya. Ia membalas tatapan Gikwang. “Aku ingin bersama dengannya. Aku ingin selalu berada disampingnya. Walaupun ia tidak mencintaiku, walaupun ia mencintai wanita lain (Seohyun)–. Sudahkah kau mendapatkan kesimpulannya, Gikwang? Aku ingin hidup bersama dengannya, suami ku. Cho Kyuhyun.”

Dan saat itu. Pegangan yang sebelumnya ia lingkarkan dipergelangan tangan Yoona terlepas tanpa kekuatan. Bibirnya terbungkam. Hanya menatap sosok wanita tegar itu mulai berjalan, menjauhi dirinya. Ingin kembali berusaha. Namun sepertinya ia telah kalah. Karena ia,
Pertama yang telah menyakiti dirinya.

***

Sebenarnya ia tak menduga, hal ini akan terjadi. Setelah kejadian itu. Ia sama seorang wanita. Yang pasti memiliki perasaan seperti itu, juga. Namun jika itu dirinya, ia akan melakukannya berbeda. Dengan caranya sendiri.

“Cukup lama. Kita tidak seperti ini.” Ia memutuskan untuk membuka suara, pertama. Karena sepertinya akan menghasilkan percuma jika mereka hanya tenggelam dalam keterpakuan setelah sekian lama tidak lagi bertemu, berbicara, lagi.

“Aku melihatnya.” Seohyun, mendongak. Langsung mengeluarkan kata-kata yang mungkin memang menjadi tujuannya. Tanpa perlu berbasa-basi. Yoona hanya menatapnya, dalam diam. Ia hanya mau menunggu, hingga Seohyun memperjelas semua.

“Aku melihat Gikwang.” Berhenti sebentar. “Aku hanya tidak ingin kau akan bertemu dengannya lagi.” Yoona menangkap tatapan Seohyun. Masih belum percaya, apa yang telah ia dengar sebelumnya.

Seohyun. Mengetahui hal ini. Ketika awal ia bertemu dengannya. Mengatakan ketika ia menanyakan dirinya untuk menjadi kekasihnya ditengah malam. Dan, menangis dihadapannya, ketika Gikwang meninggalkannya. Ia sangat ingat momen itu. Dan kini, ketika ia duduk berhadapan dengannya. Menatap mata nya. Tanpa ada senyum, yang dulu sangat sering mereka tampilkan.

Ia mengatakan ini. (Terpaksa) harus kah dikatakan begitu?. Ia hanya khawatir (sedikit). Pria itu kembali lagi. Pria yang telah membuat hidup sahabatnya, redup. Yang mungkin menyebabkan semua, hal ini terjadi. Hanya ingin memperingatkan, mungkin, memberi tanda (hati-hati) karena pria bernama Gikwang itu kembali. Ia ingin Yoona tidak bertemu dengannya lagi. Ia tidak mau Yoona seperti dulu lagi. Namun terkadang harapan berlawanan muncul dicelah-celah hatinya. Jika seharusnya mereka masih bersama, mungkin kah ia dan Kyuhyun akan berpisah, seperti ini.

Yoona menganggukan kepala nya. Memberikan senyum, hangat. Seperti yang selalu ia berikan kepada sahabatnya ini.
“Jika masih ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku Seohyun-ah.” Ia berhenti sebentar, untuk menarik nafas “Semua. Mengatakan kau membenciku, kau marah padaku, aku bukan sahabatmu. Kau bisa mengatakannya, sekarang.” Seakan ia bisa menangkap arti dari tatapan Seohyun, mengatakannya lembut. Ia hanya ingin semua terbuka. Tidak ada lagi, tanpa suara. Ataupun hanya menatap dengan tatapan yang sangat mengartikan mengecewakan terhadapnya. Itu sangat (sedikit) menyiksa nya. Tatapannya kini makin melembut. Ia tidak lagi memikirkan pria itu. Gikwang. Walaupun sebenarnya, terkadang hati nya masih bergetar ketika hanya mendengar nama itu diucapkan. Namun kali ini, hal itu. Tidak penting untuk dibicarakan dengan Seohyun. Ia tidak bertanggung jawab akan hal ini.

“Entah kau akan mendengarkan ku atau tidak.” Ia masih bertahan. Hanya menatap Yoona diam. ” Aku melakukannya hanya karena–”

“Tidak apa Unnie.”
Hanya belum menyelesaikan kata-katanya. Ucapan Seohyun yang memotongnya sukses membuat dirinya tersedak. Namun ia tidak melanjutkan buka suara. Melihat Seohyun menunduk. Membuat bibirnya makin bungkam seribu bahasa. Ia hanya menunggu.

“Ia. Tidak akan menepati janji nya.” Ia tidak menatap mata Yoona. Tapi menunduk. Tidak percaya ia akan mengatakan kalimat itu. Kalimat yang harusnya tidak, jangan, terkeluar dari bibirnya. Namun, itu dari hatinya. Dan ia, mempercayai hatinya, walaupun bukan seperti yang ia inginkan.

Yoona hanya diam, bungkam, ratusan ribu bahasa. Menatap Seohyun yang masih, tidak mau berbalas menatapnya. Ia ingin tahu. Apa yang sebenarnya yang dipikirkan Seohyun, ia mencari kedua mata nya, namun Seohyun seperti tidak merelakannya. Ia benar-benar tahu, siapa ‘Ia’ yang dikatakan Seohyun. Apakah ia mengatakan kebohongan, kepadanya? Apakah mungkin ia benar-benar sudah bisa menerima. Ia berdiri. Perlahan, berjalan menuju kursi yang diduduki Seohyun. Memeluk tubuhnya. Tersenyum lembut.

Makin bersalah. Makin terlihat jahat. Mungkin. Yoona merasakannya. Tapi sepertinya, kali ini ia lebih bisa memperbiasakannya. Kesalahan, yang walaupun telah direlakan oleh orang yang ia (khianati) akan terus, tetap membekas di sepanjang hidupnya.

Terima kasih.

Namun terkadang, ia masih belum mengerti. Untuk apa ia berterima kasih.

***

Ia menyadari perubahan itu. Yang belum pernah ia rasakan ketika ia bersama dirinya. Ia, telah jarang untuk menatap kedua matanya, sedikit berbicara mengkhawatirkan dirinya. Dan kini ia kembali, tidak menjadi perhatiannya kembali. Dengan keheningan yang menemani mereka berdua. Dihatinya banyak berisi kemungkinan-kemungkinan yang selalu membuatnya merasa sesak, sakit. Pernah ia membantahnya, namun muncul kembali. Membuat pertahanannya tergoyah, (mungkin) perlahan mempercayai kemungkinan yang dikatakan hati nya tersebut.

Ia berlari mengejarnya. Dengan berburu nafas yang berhasil terbakar banyak karena energi yang dipakainya. Ketika ia telah sampai dihadapannya. Ia langsung membuka mulutnya “Apa yang sedang kau pikirkan?!”

Wanita itu tersenyum, lembut. Seperti biasa yang selalu ia berikan, “Aku berhenti.”

“Apa yang sedang kau bicarakan Seohyun-ah?!” Tangannya menurunkan tangan Kyuhyun yang memegang kedua bahu nya, menjatuhkannya bebas namun masih dipegangnya.

“Memang seharusnya dari awal aku berhenti.” Ia mengenggam telapak tangan Kyuhyun, membelainya, dengan masih menunjukan senyum kepadanya.

“Tapi kenapa?-”
Seohyun menggeleng. “Aku baru menyadari, terkadang waktu dapat merubah.”

“Aku tidak berubah.– Aku masih–”

“Oppa mencintainya.”

Ia menatap Seohyun tidak percaya. Karena sepertinya Seohyun tidak menunjukan sesuatu kefrustasian yang mendekap dikedua matanya. Namun kini tatapannya lebih terlihat ikhlas, merelakan.

Kata mencintai. Benarkah ia mengalami hal itu. Sesuatu yang harusnya ia hindari, jauhi, untuk tidak merasakan hal itu. Benarkah? Keraguan menyelimuti batinnya, ia belum tahu ketika ia menyadarinya. Dan berpikir apa yang telah ia lakukan selama ini kepada Yoona adalah bukan atas nama cinta. Namun perlakuan yang seharusnya dilakukan oleh suami kepada istrinya.

Tapi cinta kah, perlakuan suami kepada istri yang ia lakukan selama ini?.

“Dengar Seo, kau salah paham.– Maaf jika selama ini aku jarang bisa menemuimu, mengajakmu pergi ataupun hal lain yang biasa dilakukan layaknya pasangan lainnya. Aku hanya tidak bisa, membagi waktu, karena beberapa waktu terakhir Yoona mengalami kecelakaan kecil.”
Seohyun terkekeh, sebentar, kecil. Ia menyebutkan kata Benar Benar dan Benar didalam hatinya, karena satu kemungkinan yang ia rasakan terbenarkan dengan sendirinya dari mulut pria ini. Sesak. Hatinya masih merasakah pedih. Karena sesungguhnya jika ia bisa, ia akan membenci, mengutuk dirinya sendiri untuk mengawali penyesalan karena keputusan yang ia ambil.

“Kau khawatir Oppa.” Ia melepaskan genggaman tangannya ditelapak tangan Kyuhyun. Perlahan menaik keatas, hingga tepat berhenti disebelah dada kiri Kyuhyun. Merasakan dentuman cepat yang menyambar sesuai irama degupannya “Bahkan jantungmu sendiri, dapat merasakannya.”

Kyuhyun menatap tangan Seohyun yang berada tepat didada nya. Ikut merayap, berada diatasnya untuk membuktikan apa yang dikatakan Seohyun. Dan benar.

“Unnie, sama sekali tidak membencimu.” Ia melepaskan tangannya dari tindihan tangan Kyuhyun yang sebelumnya berada didada nya. “Ia sangat kesepian Oppa. Ketika kau meninggalkannya sendiri yang menunggu dirimu untuk pulang. Menemaninya.”

Kejadian-kejadian sebelumnya mulai muncul dipikirannya. Yang terkadang menyelipkan penyesalan didalam hati nya. Ketika ia melihat Yoona yang telah terlelap dalam nyenyaknya saat ia pulang larut, untuk menemui Seohyun. Melihat beberapa makanan masih banyak tersedia dimeja makan, yang ia tahu ditujukan kesiapa, namun ia sama sekali tidak menyentuhnya, karena sebelumnya ia telah makan berdua dengan Seohyun.

Ketika ia membuka mulutnya, Seohyun langsung memotongnya “Unnie, bukan tipe yang banyak bicara. Ia mengekspresikannya dengan hal lain.”
Ketika dirinya memperbolehkan nya untuk tidur satu ranjang dengannya. Ketika ia membalas genggaman hangat tangannya. Ketika ia menatapnya dalam diam, namun seakan berbicara kepada nya. Semua teringat jelas dibenak Kyuhyun.

Bolehkah ia membenarkan perkataan Seohyun?

“Oppa tidak perlu memikirkan apa yang kita janjikan dulu. Aku berhenti. Tidak akan menunggumu kembali.” Dan sebelum Kyuhyun membalasnya. Seohyun meraih tubuhnya. Memeluknya. Membelai halus punggungnya, mengangguk tersenyum. Seperti telah mengetahui apa yang Kyuhyun katakan selanjutnya “Aku akan pindah ke Hongkong dari hasil beasiswa ku. Dan aku, akan bersedia selamanya menjadi teman mu. Teman Cho Kyuhyun.”

Kyuhyun kehilangan kata-kata. Ia tak lagi mampu membalas perkataan wanita yang (sebelumnya) dicintainya. Tangannya ikut naik membalas pelukannya. Tersenyum. “Aku mencintaimu Seohyun..”

Seohyun terkekeh kecil. “Aku juga mencintaimu Oppa.”

Yang menjadi salam terakhir, perpisahan mereka.

***

Tepat dihari ke 30 anniversary mereka. Kyuhyun ingin membuat sebuah kejutan. Hanya sebuah makan malam berdua dirumah mereka, untuk pertama kalinya. Penyesalan kembali terasa ketika ia mengingat selama 30 hari hidup bersama. Ia tidak pernah menemani Yoona yang selalu makan sendirian dimeja ini. Meja yang cukup besar ini. Ia bisa membayangkannya, betapa kesepiannya dirinya pada saat itu. Sekarang. Ia telah menyiapkan beberapa hidangan yang tentunya bukan dari karya nya sendiri, melainkan memesankan makanan dari resaturan yang ia tahu sangat lezat rasa nya. Dan ketika ia mendengar suara decitan pintu tertutup. Ia melepaskan kain celemek yang sebelumnya melingkari tubuhnya. Membersihkan sedikit, lalu berjalan ke arah tujuannya. Menghampiri nya.
Yoona sedikit terkejut. Melihat suami nya telah berdiri, menyambutnya hangat dengan senyuman lebarnya. Karena sangat jarang mendapatkan Kyuhyun yang lebih pulang awal dari nya. Hanya berdiri diam dan menaikan alisnya.

“Aku telah menyiapkan makan malam.”

Dan kini mata Yoona benar-benar membulat karena belum mempercayai apa yang didengarnya. Namun Kyuhyun hanya menjauhi tatapannya. Lalu beranjak pergi meninggalkannya, dan berjalan menuju dapur. Yoona lalu mengikuti nya.

Ketika Yoona menyuapkan satu sendok makanan dimulutnya. Kyuhyun hanya menatapnya. Menunggu ekspresi yang akan dikeluarkannya. Dan ketika Yoona menyadari Kyuhyun sedang menatapnya ia mau tersedak tetapi untung tidak terjadi. Saat ia berhenti mengunyah, menghabiskan satu sendok makanan kedalam perutnya. Ia membalas tatapan Kyuhyun. Tersenyum, berbicara jika makanan ini sangat enak, apakah kau yang membuatnya?

“Uh tidak, ini bukan masakanku. Aku hanya membeli dari restauran yang tidak jauh dari sini.” Ucapnya diselingi dengan tertawa, malu.
Yoona hanya mengangguk, lalu melanjutkan kembali makannya.

Setelah menyelesaikan kegiatan makan mereka. Keheningan menyelimuti mereka. Dengan tidak sama-sama saling menatap. Namun beberapa saat selanjutnya, mereka sama-sama saling buka suara

“Aku-”

Lalu terdiam kembali karena diwaktu yang sama mereka ingin mengatakan sesuatu yang sebelumnya (mungkin) telah dipikirkan. “Baiklah kau pertama.” Ucap Kyuhyun mempersilahkan Yoona. Ia tidak mau membuat kecanggungan kembali terjadi diantara mereka.

Sebenarnya Yoona tidak berharap Kyuhyun mengatakan hal itu padanya. Ia, sangat ingin tidak mengatakan hal itu padanya. Terlebih ketika Kyuhyun menatapnya, menunggunya membuka suara, melanjutkan ucapan yang sebelumnya terpotong. Ia memutuskan pandangan nya dari Kyuhyun, beralih menatap piring yang terletak di depannya. Namun ia telah mengambil keputusan ini, walaupun kadang hati nya ikut (melarangnya). Tapi ia harus.

“Aku ingin cerai..”

Dan saat itu juga. Nafas Kyuhyun tercekat. Benar-benar tidak mempercayai kata-kata yang baru saja keluar dari bibir Yoona. Ia masih memandangnya tidak percaya. Ketika ia mulai melupakan Seohyun, ketika ia mulai menyadari perasaannya, ketika ia mulai membuka lebar hati nya. Kenapa ia bisa mengatakan hal itu padanya. Semua kata-kata yang sebelumnya telah ia rancang untuk dibicarakan dengannya. Hilang begitu saja karena kata cerai mulai mendominasi pikirannya. Ia memutuskan hanya diam. Berperang batin dalam hatinya.

“Kau tahu ini sudah 30 hari. Dimana kita harus menepati perjanjian awal yang kita buat sebelum pernikahan.”

Kyuhyun tidak berhenti menatapnya dalam diam. Ia benar-benar melupakan hal itu. Perjanjian yang benar-benar telah sangat ia setujui dari pernikahan tersebut. Dan menyadari, bahwa Yoona benar-benar mengingatnya, ingin menepati nya. Ia menarik nafas. Berharap sekarang ia bisa mengucapkan beberapa kata untuk menolaknya. Berteriak. Mengatakan aku mulai mencintaimu. Namun yang terjadi, hanya deru nafas yang keluar dari hidungnya. Tidak ada kata. Ia menarik nafas panjang terakhirnya sebelum ia benar benar bisa menatapnya dengan perasaan yang dimiliki nya.

Sebenarnya aku tidak ingin–

“Baiklah, kau benar..”

 

***

TBC

***

Uh.. Yaa Hii.. Aku kembali.
Aku tahu apa yang kalian pikirkan kali ini >_< . Chapter kali ini benar-benar …….. (Isi dikomen yah 😀 )
Maaf banget atas waktu yang diberikan untuk menunggu. Dan makasih buanyak pada yang setia berkunjung kesini untuk menunggu updetan ini keluar 😉 . Oh, komenan-komenan yang aku dapatkan , sangat-sangat lovely 🙂 , jangan bosen-bosen yah! ^_^b ..
Btw, aku lebih menyukai kalian memanggil ku dengan panggilan -Intan- daripada Author/admin.. Itu terdengar lebih, 🙂 menyenangkan…

Don’t mind to comment. Such a compliment, judge, critical. I take it all. No prob.. 🙂

Gomawo 🙂

Intansparkddict 😉

74 respons untuk ‘H-7

  1. huh unni selalu buat aq deg2an… awalnya uda seneng2 liat seo ngerelain kyu… tapi napa malah yoona minta cerai… berharap perceraian itu tidak akan pernah terjadi…
    please untuk unni… tolong jangan buat KyuNa bercerai ne… jebal….*pinjem aegyo YoonA unni*
    next ff aq tunggu… berharap dapat dipublish secepatnya…. ♥readers banyak berharap♥

  2. setelah ada antiklimaks dengan seohyun yang menyerah, langsung tancap ke klimaks lagi dengan perceraian -_-
    next chapternya mungkin banyak penyesalan deh #sok tau
    next chapter update as soon as possible, Intan 🙂

  3. LoveYoonA berkata:

    Padahal mslh seo udah selesai, tapi knp yoong eonie malah minta cerai… ???

    Ditunggu capter selanjunya ya intan n_n,dan jgn lama”

  4. veenat berkata:

    Intan,,,, jgn bikin yoona ma kyuhyun cerai….
    Seo dah ikhlas ĸƠ̴̴̴̴̴̴͡. ̮Ơ̴̴͡ќ….
    Next part x jgn lama2…
    Hwaiting….
    ;D

  5. cho berkata:

    akhirnya keluar juga ff yg kutunggu,itu napa Yoona minta cerai :(.jujur aku bingung mau komen apa lagi pokoknya daebak, next jangan lama lama ya:)

  6. gara” aku nganggur dirumh gg sekolah lagi karena udah selesai UN jadi sering banget kesepian ……………. aku sering ngecek email apakah FF ini udah di publish atau belom ?
    eeee ternyata sekarang udah dipublis aku seneng banget rasa kecewa selam nunggu FF ne hilang seketika saat baca FF ini ….bener” seru dan semakin buat penasaran tentunya
    bisakah kelanjutannya dipercepatt soal.a udah gg sbar banget nich

  7. titakyu haeppa berkata:

    Aku tau ini komen ku yg ke tiga di part 7, hhaha abis ada yg lupaa..
    Part 8 nyaa agak panjang yaaa intan abisss gregetaan niiih.. ((y)ˆ⌣’)(y)
    #hanyasaran 🙂

  8. rindafishy berkata:

    Okey .. Chapter ini benar2 bikin deg2’an ..
    Pdhl uda seneng seohyun ngerelain kyuhyun 🙂 kyuhyun juga uda mulai sadar kalau dia cinta sama yoona ,
    Tapi kenapaa ada kata cerai ?!! Cerai itu tidak baik 😦
    Jangan ada perceraian pleaseee ..
    Penasran sama kelanjutannya ..
    Next chapter ditunggu 😀

  9. Wahaha.. Kali ini aku nggak sksd ya tan._.V
    Aish.. Disaat Seo udah ngelepasin Kyu, disaat Kyu mulai ngelupain Seo dan berpaling ke Yoong, kenapa Yoong minta cerai? Astaga-___-
    Ehm, itu Gikwang udah beneran nyerah apa belom sih? ._.a
    Dan itu apa Kyu? Mau nyetujuin? Jangan! Harusnya kejar(?) itu Yoongnya ;-;
    Oke, daebak tan! Aku suka chapter ini.. XD
    Ditunggu H-8 nya ya! Fighting!’O’)9

  10. Desbbuing berkata:

    Oke, aku panggil intan aja ya hehe..
    Ntan, aku seneng banget yg chapter ini, chapter selanjutnya panjangin ya hehe

  11. Berlian Kirana berkata:

    yaah giliran masalah seo udh selesai ditambah lagi masalah yoong minta cerai. aduuh jangan dong yoong unnie~~ sebenernya itu kyu cinta kok sm yoong ya tapi biasalah kyu kan tipe pemalu*eh kenapa malah gue yg jadi authornya
    yaah pokoknya dinext part kudu selese ya ni masalah wkwkwk
    lanjuuut deh 😀

  12. aisarang_musketeers berkata:

    eonnie jangan biarin KyuNa cere/?
    biarkan mereka menyatu dah cakep tuh seo ngerelain dengan senang hati ehh ehh ehh gak taunya yoona malah minta cerai
    kretek ah kretek :/ </3
    lanjut ya eon fighting!!!

  13. My Twins Yoongie2 berkata:

    Daebak thor
    geregetan dh bca ff ini
    seneng seo dh mau ngelepasin kyuppa, n’ lngsung sedih pas yoong eonnie bilang mau cerai…
    Ditunggu ya kelanjuatnnya

  14. Hwaaaaa….
    Setelah Hbungan SeoKyu berakhir Kenapa Yoona malah minta Cerai..
    Andweeeee.. Jangan biarin KyuNa pisah dong Thor… Jebaaaalll…
    Next part cepet ya?? OK..Hwaiting!!

  15. karakter Yoona yang dingin dan pendiam membuatku merasa kalau sosok Yoona tampak seperti ‘zombi’ dalam istilah konotasi. Ekspresi datar dan sedikit bicara yang ditunjukkannya kepada orang-orang membuat karakter ‘a cold-hearted woman’ seperti melekat pada dirinya, padahal jelas Yoona hanya sesosok wanita rapuh yang bersembunyi di balik kedok tegarnya.
    Setelah Seohyun menyerah dan meninggalkan keduanya, harusnya Kyuhyun dan Yoona bisa memulai semua dari awal, tetapi karena perjanjian yang tanpa sadar telah sampai batas waktunya, sepertinya penyatuan itu harus ditunda dulu.
    Setelag Seohyun yang (mungkin) selesai, masih ada Gikwang… pria itu pasti akan membawa 1001 cara untuk kembali kpd Yoona.
    waaaauuuu… makin serua ajahhh ini….
    ditunggu lanjutannya ya…

  16. Hah , ,ANDWAE!!!
    Knapa dsaat kyupPa dah mulai bka hti.x tuk y0ongNie,mlah kyak gni~
    KyuNa gc b0leh CERAI!!!
    Next chap jngan lama”ne unN . .
    FIGHTING!!!

  17. Rifdah_Musketeers berkata:

    hufttt gilirin hubungan mereka membaik. Si yoong minta cerai, semoga aja sih kagak jadi cerai hihi. Dilanjut thor yang ini sama NL nya ya 🙂

  18. ah23yuuli berkata:

    maaf ne kalau q baru komentar ff h-nya baru sekarang.. maaf.. ^^ biar aku komentari jdi satu sja y, biar gk capek nulisnya.. kekeke..^^
    aku suka sama ceritanya, menarik dan gak bertele-tele
    trus emosi yg disampaikan ff ini tuh dapet banget. waktu sedih aku sampai ngerasainnya, begitu sebaliknya.
    pokoknya 2 jempol deh buat authot..
    next untuk chapter selanjutnya..

  19. nuruul berkata:

    Huuuuaaa.. Ngp endingnya miris bgt?
    Mana lanjutannya ini? Udh 1bulan loh, eonni, ditunggu ya secepatnya!!
    Paling lama besok ya eonni, hahaha 😀

  20. Aliah berkata:

    Prtma dah sng” nx krna seo dah ngerelain kyu eh lgsg yoona mnta crai, ckckckck ff ini bkin mood q berubah-ubah, kdang kesel, kadang sedih dan kadang jga senang 😀

  21. Whielf berkata:

    Chaptep in bnar” bkn ak gak bs brnafs aka nyesek,disaat kyuhyun mlai sdar mh perasaanx mh yoona,yoona malh pngn cerai ;-(

Tinggalkan Balasan ke Ditha AYoyi QueElwents Batalkan balasan