Unfaithful ( Oneshot )

Gambar

Title : Unfaithful (Oneshot)

Genre : Romance

Length : 8220 words

Cast : Im Yoona | Cho Kyuhyun | Shim Changmin

Teaser : Unfaithful

———————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-

 

Cinta. Awalnya aku selalu mempercayai bahwa cinta akan selamanya bahagia, akan selamanya membawa senyum, akan selamanya membawa sesuatu yang indah. Namun seiring berjalannya waktu, kepercayaan yang kumiliki perlahan memudar setelah aku sendiri telah merasakan sebuah cinta yang kuanggap sempurna untukknya, namun untukku. Tidak.*

1

Tahun keberapa itu. Aku pun masih ragu. Mungkin, waktu itu telah memasuki 4 tahun anniversary cerita cinta yang kami miliki. 4 tahun aku telah mencintainya, dan 4 tahun kami memulai hidup bersama. Aku mencintainya, sangat. Dan begitu juga ia. Aku mengetahuinya karena aku benar-benar mempercayai apa yang dikatakannya dan apa yang dilakukannya untukku.

“Pagi..”

Aku mulai membuka pejaman kedua mataku setelah mendengar sambutan pagi hangatnya yang selalu hadir disetiap hari kami hidup bersama. Aku tersenyum, dan senyuman itu menghilang ketika ia mulai mencium bibir ku lembut. Melepaskan bibirnya dari milikku, ia memberikan senyuman hangatnya kembali dan berbisik- aku mencintaimu- tepat ditelingaku. Aku tertawa kecil lalu mengubah posisiku untuk duduk dari berbaringku sebelumnya. Mengalungkan kedua lenganku dilehernya sambil memberikan kecupan kilat dibibirnya dan tersenyum

“Pagi Kyuhyun..”

Cho Kyuhyun. Pria yang telah menghabiskan waktu 4 tahun hidup bersama denganku. Pria yang tak pernah absen memberikan senyuman hangatnya untukku, hingga kadang aku tak tega jika tak membalas senyuman khasnya. Ia adalah seorang pria bisnis yang banyak menghabiskan waktunya dikantor. Ia adalah seorang pria yang profesional, seseorang yang menghargai pekerjaan yang ia milikki dan terus berusaha bekerja sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Aku sangat bangga akan hal itu. Pria yang kucintai, ternyata seseorang yang bertanggung jawab atas pekerjaannya.

Ia bekerja, namun tidak untukku. Aku adalah lulusan mahasiswi jurusan ekonomi yang tak memiliki pekerjaan. Tidak sekarang, namun iya sebelumnya. Aku terpaksa berhenti dari perusahaan yang telah menerima ku sebagai karyawannya selama satu setengah tahun karena pria yang kucintai memintanya. Kyuhyun menyuruhku untuk tidak bekerja disebuah perusahaan, alasannya karena ia tak ingin melihatku lelah atau pusing karena pekerjaan menjadi seorang karyawan tidaklah mudah. Ia mengetahuinya karena ia adalah seorang kepala HRD yang mengurus dan memerintahi seluruh pegawai yang bekerja diperusahaanya. Ia takut jika aku bekerja dalam posisi itu aku akan selalu diperintah dan selalu bekerja hingga terkadang harus melemburkan diri dikantor. Yang dikatakannya memang benar, tak jarang aku akan selalu berada dalam posisi itu. Kelelahan karena lembur, hingga kadang membuat tubuhku kekurangan darah. Itu pernah sekali terjadi padaku dan Kyuhyun benar-benar khawatir kepada diriku. Aku berusaha untuk meyakinkannya bahwa aku tak apa, namun ia terus berusaha keras agar aku berhenti dari pekerjaanku. Dan karena aku tak mampu melawan lagi, aku menuruti permintaanya, aku berhenti dari pekerjaanku. Kyuhyun sangat bahagia mendengar keputusanku, ia pun mulai mengatur jadwal untukku. Seperti aku selalu menemaninya sebelum mengantarkannya pergi bekerja, lalu terus berada dirumah untuk melakukan pekerjaan rumah, dan menunggu dirinya pulang.

Aku terus melakukanya selama bertahun-tahun, walaupun aku akui kegiatan itu sangat membosankan untukku. Namun ketika aku mendengar kata-kata Kyuhyun, bosan itu kembali menghilang, terkalahkan oleh cinta Kyuhyun. Kyuhyun benar-benar seseorang pria yang baik, ia selalu menjagaku dengan baik, memperhatikanku, dan selalu mengkhawatirkanku. Ketika aku berada dirumah, ia tak jarang menelpon ku disaat ia masih berada dikantornya. Hanya sekedar menanyakan apa yang aku lakukan atau mengatakan -aku merindukanmu’ ditelepon. Aku terkekeh geli. Dan karena hal itu. Kepercayaanku atas cinta Kyuhyun benar-benar kuat tertanam dihatiku.

Namun, tiga tahun aku melakukan kegiatan itu dengannya. Membuatku, perlahan menyerah. Kebosanan yang sebelumnya terpendam, perlahan meningkat setiap harinya. Hingga kini telah memenuhi pikiran dan tubuhku.

“Kyuhyun aku ingin bekerja..”

“Hm?”

“Aku ingin kembali bekerja, aku tak bisa berada dirumah selalu Kyuhyun, aku ingin melakukan sesuatu.”

“Tapi kau selalu mengunjungi temanmu Yoona, berbelanja, ataupun pergi berjalan-jalan dengan temanmu. Bukankah itu berarti kau melakukan sesuatu?” Aku bisa merasakan tangannya masih membelai rambut ku halus, sedangkan kedua mata nya masih terfokus dengan layar televisi yang menyala didepan kami. Kepala ku yang masih tersandar dibahunya, mulai merasakan ketidaknyamanan.

“Bukan Kyuhyun. Maksudku, aku harus melakukan sesuatu, aku tak bisa selalu diam dirumah, melakukan kegiatan yang sama setiap harinya. Aku ingin kembali bekerja dikantor, seperti sebelumnya, hal yang benar-benar aku cita-citakan selama aku berkuliah”

“Tapi bekerja dikantor itu melelahkan Yoona. Aku tidak mau melihatmu kelelahan ataupun kurang tidur karena atasanmu selalu memberimu pekerjaan..” Aku menegakkan kepala ku dari bahu nya. Kini duduk menghadap kearahnya yang masih menatap layar televisi.

“Aku akan mencari pekerjaan yang tak terlalu berat Kyuhyun, hanya 7-8 jam per hari perusahaan itu membutuhkan ku bekerja, setelah itu aku dibebaskan untuk melakukan apapun. Aku yakin, aku bisa mengendalikan kelelahanku.” Kini ku melihat ia memindahkan tatapannya menuju kearahku. Memberikan tatapan pengertian dan permohonan, yang sangat kuingat, tatapan itu sama seperti tatapan yang ia berikan saat memintaku untuk berhenti bekerja dulu.

“Yoona, aku tak mau kejadian tiga tahun lalu terjadi lagi kepadamu. Kau tahu, aku setengah mati khawatir ketika melihatmu terbaring lemas dilantai dengan darah yang keluar dari hidungmu. Aku tak mau kau mengalami hal itu lagi..”

“Kyuhyun, aku bisa benar-benar memastikanmu agar hal itu tak akan terjadi lagi. Kalau benar perlu, aku akan meminum vitamin agar tubuhku tak mudah kelelahan. Lagi pula aku hanya bekerja disebuah ruangan Kyuhyun, duduk disebuah meja dan mengetik beberapa berkas, tak melakukan kegiatan lebih. Percayalah padaku.” Kyuhyun menggelengkan kepala nya, dan sekali lagi membuatku menghela nafas

“Tidak Yoona. Aku tak bisa mempercayaimu. Aku bekerja sebagai seorang HRD Yoona. Aku tahu apa yang selalu dilakukan HRD kepada pegawainya. Selalu memberikan pekerjaan, lalu memerintahkan pergi rapat, dan mengunjungi tempat proyek. Aku tahu kau juga pasti akan melakukan hal itu. Untuk pekerjaan, maaf aku tak mengizinkanmu..”

“Tapi Kyuhyun–”

“Tidak Yoona. Sekali tidak, aku tak akan mengizinkanmu..”

Aku membuang nafas kasar dan tubuhku spontan berdiri dari sofa yang sebelumnya kududuki bersama Kyuhyun. Perasaan kesal memenuhi ruang hatiku walaupun aku tahu pria ini pria yang sangat aku cintai. Namun kekesalan itu tak dapat meluruh..

“Aku tak selemah yang kau pikirkan Kyuhyun. Buktinya selama satu setengah tahun aku tahan dan dapat bekerja dengan baik diperusahaan itu. Hal itu hanya sekali terjadi Kyuhyun! Sekali!. Sekali saja tak dapat mengecap bahwa aku wanita yang lemah!” Kyuhyun mulai berdiri dari duduknya dan mendekatiku ketika ia menyadari emosiku mulai menaik. Ia mulai mengenggam satu tanganku

“Yoona sayang, aku tak bermaksud untuk mengatakanmu lemah. Aku hanya ingin terbaik untukmu. Terbaik untuk kesehatanmu–”

“Kau tak tahu kebosanan yang aku alami ketika aku selalu diam berada dirumah menunggu mu untuk pulang. Aku sungguh iri padamu karena kau bekerja. Lagipula aku tak bisa menerima saja uang lelah darimu sedangkan aku tak melakukan apapun..”

Kyuhyun menggelengkan kepala nya. Ia membelai tangan ku halus, sambil mengatakan “tidak, kau tidak memberatkanku Yoona. Apa yang kumiliki, itu milikmu juga. Jadi kau jangan merasa tak enak walaupun kau tak bekerja..” Ia menenggelamkanku dalam pelukkannya “Aku mencintaimu Yoona, aku benar-benar mencintaimu. Aku tak mau terjadi apapun terhadapmu..”

Aku menyandarkan kepalaku dibahu nya “aku juga mencintaimu Kyuhyun, tapi aku tak bisa selalu berada pada tanggunganmu. Lagipula, kau belum menjadi suamiku..”

Dan aku, tak pernah benar-benar menyangka. Kyuhyun akan menjadi diam seribu bahasa. Setelah ia selalu berbalas argumen denganku, mengatakan panjang lebar alasan yang ia berusaha untuk mempengaruhiku. Entah kenapa ia tak kembali membalas argumen yang sebelumnya aku lemparkan. Aku bisa merasakan tangannya yang berubah menjadi kaku melingkari tubuhku. Hingga perlahan pelukkan itu melonggar, dan akhirnya terlepas dari tubuhku. Aku hanya melihatnya bingung, apa karena kalimat terakhir yang ku ucapkan padanya? Apa aku salah menyebutkan bahwa ia bukan suamiku?. Bukankah aku tidak ada menyebutkan diperkenalan awal bahwa kami sepasang suami istri yang tinggal bersama 4 tahun?

Aku dan seorang Cho Kyuhyun bukanlah pasangan suami istri, ataupun terikat dengan ikatan pertunangan. Kyuhyun, tak pernah membahas tentang hal itu kepadaku. Selama ini, kami hanya menjalin kasih lalu hidup bersama di apartemen yang kami beli bersama. Sebagai seorang wanita normal, jika seorang pria telah mengajak hidup bersama. Bukankah itu berarti ia telah memutuskan untuk memulai hubungan serius? Sejak lama, hal itu telah banyak dipikirkan Yoona. Dan ia menganggap hal itu akan berjalan sebagaimana mestinya ketika ia dan Kyuhyun hidup bersama.  Namun, memasuki tahun keempat. Kyuhyun masih sama seperti yang lama. Ia tak pernah mengungkit pembicaraan menuju hal tersebut. Menuju hal yang menjadi banyak keinginan para wanita. Termasuk, Yoona. Tak dipungkiri, ia juga sama seperti yang lain. Ingin memiliki sebuah ikatan yang resmi dan membuat hubungan itu makin kuat untuk masa depan mereka.

Aku terus menatap Kyuhyun yang kini memandang entah kemana. Bukan  Kyuhyun yang harusnya selalu memandangku pertama, bukan Kyuhyun yang harusnya selalu berhasil mendapatkan perhatianku pertama, dan bukan Kyuhyun yang menjadi diam tiba-tiba seperti ini.

Dan diam nya Kyuhyun, aku anggap ia menyetujui keputusanku.*

 

8

Dengan perlahan tangan Yoona menggerakan knop pintu hingga terbuka. Meminimalkan suara decitan pintu sedikit mungkin, ia mulai melangkah masuk kedalam. Gelap, keadaan lampu dirumah tersebut tidak menyala, yang mungkin menandakan kalau pemilik rumah sedang tidak terjaga. Yoona, menghela nafas lega. Ia menoleh kearah sebelahnya memastikan posisi sekring lampu yang tertempel di dinding, ketika pandangannya mulai mendapatkannya. Diraihnya sekring itu melalui jari nya. Terdengar suara -klik-, dan seketika– seluruh benda maupun bentuk ruangan tersebut telah terlihat jelas. Melanjutkan perjalanannya. Kedua kakinya berhenti tepat di sofa ruang tamu apartemen mereka tersebut. Mendapatkan sesosok pria sedang tertidur pulas disalah satu sofa panjang di set tempat duduk tersebut, ia pun pergi menuju suatu tempat- dan kembali dengan sebuah selimut yang masih terlipat tergantung dilengannya. Yoona menyelimutkan tubuh pria itu dengan selimut yang dibawanya, memastikan, hingga seluruh kaki hingga dada nya tertutupi dengan kain tebal tersebut.

Yoona menahan sesak yang bergejolak didadanya, yang hingga membuat air mata nya telah muncul dikedua pelupuk mata nya. Dengan sigap ia menghapus air mata nya melalui punggung tangannya, mendongakkan kepalanya keatas, berharap air mata selanjutnya tak jadi untuk keluar. Menarik nafas panjang sekali lagi. Ia menatap wajah pulas yang tertidur tersebut. Rasa pedih kembali menusuk hatinya hingga memancing kedua mata nya berair lagi. ‘Maafkan aku..’ Ia berbicara hanya dengan melalui angin.

Ketika ia hendak mulai berjalan lagi, ia tiba-tiba merasakan sebuah tubuh memeluknya. Membuat kepalanya spontan tenggelam didada tubuh pria tersebut. Merasakan kehangatan saat kedua lengan itu makin memendamkan tubuh nya kedalam “Kau pulang..” Ucap pria itu setelah ia mendaratkan sebuah ciuman dikepala Yoona. Bibirnya masih menghirup aroma rambut nya. Membuat Yoona bisa merasakan sebuah senyuman disela-sela rambutnya.

“K-kyuhyun–”

“Kau kembali Yoona— itu sudah cukup untukku…”

Air mata yang harusnya tak jadi ia keluarkan, memaksa keluar, hingga kini merambat melalui pipi putihnya. Memendamkan wajahnya di dada Kyuhyuh. Ia sepenuhnya menangis, terisak. Walaupun tanpa suara. Kedua tangannya masih tergantung bebas, belum menggapai tubuh Kyuhyun. Ia tidak membalas pelukkan Kyuhyun. Ia mengabaikan, meskipun ia tahu kalau Kyuhyun mengetahui dirinya sedang menangis. Ia merasakan usapan lembut dirambut coklat tua nya yang panjang. Belaian tangan beberapa kali dari tangan dari pria yang sedang memeluknya kini. ‘Maafkan aku Kyuhyun..’ Kata-kata itu belum bisa terucapkan dengan benar dibibir Yoona. Dari sebelumnya, hingga kini. Ia belum mengucapkan kata Maaf untuk pria ini.

“Yoona.. Aku telah memaafkanmu.”

Kata-kata itu seakan makin menyiksa batinnya. Lembut yang ia dengarkan, tulus yang ia dapatkan. Seakan-akan habis terkalahkan oleh perasaan bersalah yang ia milikki. Beberapa kali ia tak bisa mengucapkan satu kata maaf, dan saat itu juga ia akan mendapatkan permintaan maaf. Yoona belum meminta maaf, belum. Tapi Kyuhyun telah memaafkannya..

Kyuhyun perlahan melepaskan pelukkannya. Tersenyum memandangi wajah kekasihnya, ia membersihkan helai-helaian rambut yang menutupi wajah cantiknya. Menghapus air mata nya dengan jari nya. Berharap wanita ini tak lagi menjatuhkan air mata nya lagi. Ia mengecup lembut dahi Yoona “Kau lelah, ayo kita tidur..”*

2

 

Tanpa sepengetahuan Kyuhyun, aku masuk kesebuah perusahaan yang mau menerimaku sebagai karyawannya. Seperti ku katakan sebelumnya, 7 jam perhari bekerja. Persyaratan perusahaan itu ku setujui agar aku bisa mulai bekerja disana. Aku pun merasa beruntung, karena jam pergi kerja ku tak sama dengan jam pergi kerja Kyuhyun, hingga saat pagi aku bisa membantu Kyuhyun untuk bersiap-siap dan satu jam kemudian, berganti aku yang bersiap-siap karena sudah saatnya aku pergi bekerja. Aku berada dikantor selama tujuh jam, dan baiknya lagi, aku pulang lebih cepat beberapa jam dari jam pulang Kyuhyun. Hingga aku bisa memakai waktu itu untuk merapikan apartemen kami dan menyiapkan makan malam untuk menyambut Kyuhyun.

Setelah perdebatan itu, kami tak lagi membicarakan hal tersebut. Kami kembali berkegiatan seperti sebelumnya, dengan aku yang masih merahasiakan pekerjaanku dari Kyuhyun. Dan tentang pernikahan, aku– tak lagi mengungkit hal itu. Walaupun aku telah mengenal Kyuhyun lebih dari 4 tahun, terkadang masih ada sesuatu yang tak kumengertikan dari seorang Kyuhyun. Benar ia selalu jujur kepadaku, aku tahu itu karena aku benar-benar menaruh kepercayaan padanya. Aku selalu menceritakan kisahku kepadanya, namun tentang kisah hidupnya. Aku tak sepenuhnya tahu. Cho Kyuhyun, 26 tahun. Seorang Kepala HRD, tampan, jujur, dan baik. Itulah bagian yang kuketahui dari kekasihku. Ketika aku menceritakan permasalahanku padanya, ia akan setia mendengar dan memberikan aku ketenangan dan kenyamanan lewat pelukkannya. Namun dari semua itu, aku mengharapkan ia juga ikut bercerita, menceritakan sedikit tentang hidupnya, tetapi aku selalu berakhir gagal dengan pelukkan hangatnya yang membuatku tertidur didekapannya.

“Nona Im Yoona?”

Mendengar suara yang tiba-tiba datang, membuatku langsung sadar kembali dalam pikiranku. Aku menoleh kesebelah kiri ku dan spontan berdiri ketika aku menyadari seseorang yang ku tahu sedang menatapku dengan senyum “I-ya Tuan Shim.”

“Apa kau tidak keluar? Ini sudah waktunya makan siang.”

“Ah iya Tuan Shim, saya akan keluar nanti”

Aku memberikan senyum terbaikku, masih berdiri menunggu nya untuk pergi meninggalkanku untuk menghormatinya sebagai bos ku. Namun ia tak kunjung pergi, ku lihat ia masih berdiri dihadapanku dan memandangi tiap sisi meja kerja ku. Dan ketika kedua mata gelapnya menatapku ia kembali tersenyum “Maukah kau menemaniku pergi makan siang?”

Shim Changmin. Merupakan atasanku yang berprofesi sebagai manajer diperusahaan ku bekerja. Ia merupakan pria yang tinggi, dapat kusimpulkan karena tinggi ku hanya dapat setara dengan lehernya. Jauh berbeda dengan ku. Ia memiliki postur tubuh yang bagus, dengan bahu nya yang lebar cukup membuat ia dapat disejajarkan dengan model-model papan atas. Ia belum memiliki pasangan yang kudengar dari pembicaraan-pembicaraan teman-teman yang bekerja didekat dengan meja kerjaku. Mereka sering kali memuji tuan Shim dan terus berharap agar suatu hari nanti mereka bisa menjadi pendamping hidupnya. Ya, seorang pria yang tampan, memliki kehidupan yang baik, siapa wanita yang mau menolaknya. Aku hanya terkekeh geli menanggapi gosip dari teman sepekerja ku. Berpikir -untungnya aku telah memiliki Kyuhyun yang kucintai- jadi aku tak perlu ikut bersama mereka membicarakan Manajer Shim Changmin yang tampan.

Namun, semua perkiraan yang telah kuucapkan dalam hatiku. Tak dapat benar terjadi untuk selanjutnya. Karena kini, aku–tengah duduk bersama seorang Shim Changmin

“Apa itu kekasihmu?”

Aku seketika menoleh menatapnya setelah aku menutup telepon dari Kyuhyun “Ah iya, kekasihku.”– Cho Kyuhyun.*

9

Kedua kelopak mata nya perlahan terbuka. Masih mengerjap-ngerjapkan mata untuk menyesuaikan kedua mata nya untuk selanjutnya terbuka. Getaran yang telah menyebabkan ia terbangun tersebut masih aktif. Membuat dirinya seketika duduk, dan meraih ponsel nya yang bergetar di atas meja disebelah tempat tidurnya. Melihat nama si pemanggil. Ia alihkan pandangan mata nya kesosok pria yang sedang tertidur disebelahnya. Menghela nafas. Mendapatkan sosok tersebut, masih tenang dialam mimpi yang ia milikki.

Perlahan Yoona turun dari tempat tidurnya, meminimalkan pergerakkannya agar pria yang masih tertidur disebelahnya tidak terbangun karenanya. Masih mengenggam erat ponselnya, ia berjalan menuju kamar mandi mereka. Menutup pintu menggunakan tangan yang ia sembunyikan dibelakang punggungnya. Menghela nafas lega ketika ia telah berhasil menutup pintu tersebut.

Yoona menatap sekali lagi layar ponselnya. Gelap-terang  cahaya yang keluar dari layar LCD ponselnya. Menandakan seseorang yang berada disana sedang menunggu dirinya untuk mengangkatnya. Ia menarik nafas sebelum ia meletakkan ponselnya ditelinga kiri nya.

/…/

Tak ada suara yang terdengar dari balik ponselnya. Ia kembali menghela nafas, ia mengetahui apa maksud dari ini. Orang yang sedang menghubunginya sekarang menginginkan agar ia yang membuka suara pertama, mengatakan hal yang menentang perkataan yang dikatakan sebelumnya, tetap bersikeras menentangnya.

/Tidak Changmin../

Yoona mengenggam erat ponselnya. Kadang ia tak tahu, apakah kini ia berbohong atau mengucapkan yang sebenarnya ia tahu.

/Ia tahu Yoona./

/Tidak. Kyuhyun,–ia tak tahu./

Punggungnya kini membentur oleh pintu kamar mandi. Membuatnya kini berhenti disana untuk menyandarkan punggungya dengan pintu tersebut. Kedua mata nya kini tepat memandang ke arah sebuah shower tub yang berdiri tepat beberapa meter didepan mata nya. Ia mendengar helaan nafas panjang dari balik ponselnya.

/Kau tak perlu khawatir../

/Mencoba berpura-pura bahwa kau baik-baik saja, tidak akan memperbaiki keadaan./

/Keadaanku sudah hancur Changmin! Tak ada yang perlu diperbaiki./

Ia tak menyadari seberapa besar volume suara yang baru saja ia keluarkan. Beruntung, suara nya bisa dipastikan untuk tidak terdengar sampai keluar. Ia mengiggit bibir bawahnya, menahan luapan emosi yang dipendamnya. Entah telah beberapa detik berlalu, Ia tak mendengar jawaban Changmin, membuat kedua mata nya perlahan berkaca-kaca.

/Aku mencintaimu Yoona../

Dan air mata yang tertampung dibalik mata nya yang indah, akhirnya jatuh. Perlahan turun melalui pipinya. Kata-kata indah yang malah makin menusuk hatinya. Jantungnya berdebar, mungkin karena ia menyukainya, atau mungkin membencinya. Sebab karena kata-kata itu, membuat dirinya makin kehilangan arah. Membuat dirinya makin masuk kedalam lubang yang paling dalam, ditambah– ia juga merasakan hal itu.

Yoona menutup kedua kelopak mata nya, membuat air mata nya jatuh dengan lancar dipipinya.

/Aku—/

Ia menarik nafas

/aku juga mencintaimu Changmin../ dan juga Kyuhyun.

Yoona melangkah keluar dari kamar mandi. Terhenti dilangkahnya ketika ia melihat terdapat keganjalan yang terjadi. Ia hanya menghabiskan waktu beberapa menit untuk menerima panggilan Changmin, namun ia melihat posisi tidur Kyuhyun yang telah berubah. Tak sama seperti sebelum ia tinggalkan. Ia yakin benar, karena selama 3 tahun ia tinggal bersama Kyuhyun, ia adalah pria yang tidur dalam posisi tenang. Hanya beberapa kali berpindah posisi dalam semalam. Namun sekarang, ia berpindah posisi hanya berjarak beberapa menit. Perasaan aneh, masih membenaki Yoona.

Ia kembali berjalan menuju tempat tidur mereka. Meletakan ponselnya seperti semula. Dan perlahan ia membaringkan tubuhnya kembali diranjang. Disebelah Kyuhyun, dan membelakanginya. Baru saja ia memejamkan mata untuk beberapa detik, ia merasakan sebuah lengan panjang memeluk pinggangnya dari belakang. Lengan yang jelas ia ketahui. Kedua mata nya spontan terbuka, jantungnya tiba-tiba berpacu dengan cepat.

“Yoona..”

Ia bisa merasakan wajah Kyuhyun yang tengah tenggelam disela-sela rambutnya, membuat aliran darahnya mengalir cepat seketika nafasnya membentur kulit lehernya.

“Yoona.. Aku tahu kau tidak tidur..”

Nafas Yoona tercekat ketika ia merasakan lengan Kyuhyun makin erat memeluknya “Apa yang baru saja kau lakukan sayang?..”

Jantungnya makin berpacu dengan cepat. Meskipun hal ini bukan yang pertama kalinya ia mendapat pertanyaan ini. Namun ia tetap tak bisa mengubah, bahwa ia masih merasa kegelisahan “A-aku baru saja dari kamar mandi.” Ía merasa beruntung karena posisi nya kini membelakangi Kyuhyun. Membuatnya tak perlu menatap kedua mata Kyuhyun langsung ketika ia, berusaha berbohong.

Kyuhyun mengecup pundak Yoona sebelum ia kembali menenggelamkan kepalanya keleher Yoona, “Apapun itu–” ia lebih mengeratkan pelukkannya “Tetaplah bersamaku..”*

3

Aku, adalah seseorang yang meletakkan kata Menunggu dalam kamus benci ku. 20 menit. Adalah waktu kesabaranku telah habis. Setelah itu, kekesalan memenuhi hatiku. Aku telah menunggu disini 45 menit, hanya duduk dan menatap orang-orang yang berlalu lalang di biasan kaca kafe ini. Minuman ku juga telah habis. Akibat kebosanan yang terlalu sering datang. Menghela nafas. Aku tidak tahu ini helaan nafas ku yang keberapa. Aku memang benci berada didalam keadaan ini. Menunggu seseorang yang tak mengirimkan kabar sama sekali hanya untuk menenangkan ku. Aku mendial nomor telpon nya, namun tak juga bisa masuk. Nada dering terputus itulah yang menjawab panggilanku.

Satu jam, 30 menit. Aku menghitung di jam tangan ku. Ini gelas minuman ku yang kedua. Tak tahu lagi apa yang bisa kulakukan untuk mengurangi kejenuhanku. Telah beberapa kali aku mengirimkan pesan ke nomornya atau mencoba menghubungi nya namun kembali nada dering terputus itu yang menjawabku. Memang jika ia tak bisa memenuhi permintaanku untuk mengantarku aku bisa menerimanya. Aku lebih bisa menerima jika sebelumnya ia menolak daripada aku harus menunggu nya hingga berjam-jam.

Aku membuka kedua mata ku ponsel yang terbaring ditelapak tangan ku berdering. Melihat nama si pemanggil. Harapan itu kembali muncul, namun tak lupa dengan menyiapkan dialog kesal ku untuk memarahinya.

/Kyuhyun kau kemana–/

/Maafkan aku Yoona. Aku tak bisa pergi untuk kencan kita kali ini. Rapatku belum kunjung bisa selesai. Butuh beberapa jam hingga selesai. Kau pulang saja sekarang. Aku berjanji akan menggantikan hari kencan kita dengan hari lain. Bye Yoona.. Aku mencintaimu../

Sebelum aku bisa protes. Nada terputus itu kembali menjawab ku. Menatap kelayar ponsel ku dengan masih belum mempercayainya. Ia benar-benar tidak memperdulikanku. Bahkan ia tak memberikan ku kesempatan untuk menyelesaikan perkataanku padanya. Aku tahu ia sibuk, tapi tak bisakah ia mengirimiku sebuah teks sebelumnya untuk memberitahuku lebih awal. Aku menarik nafas panjang. Berusaha meredamkan emosi yang mulai muncul. Aku meraih tas ku dan mengambil beberapa lembar uang untuk kuletakkan diatas meja. Menyandangnya ditanganku, dan mulai berdiri

“Nona Im?” Aku spontan termundur kebelakang ketika melihat bos ku berdiri tepat didepanku, aku membalasnya dengan senyuman

“Apa kau baru saja makan disini nona Im?”

“Ah tidak, aku hanya meminum 2 gelas milkshake disini.”

“Menunggu seseorang?”

Aku memandangnya, terkejut dalam diam. Namun dengan cepat aku normalkan kembali “I-iya Tuan Shim.”

“Lalu ia tak datang?”

Mendapat pertanyaan yang terlalu mendetail membuatku ingin tersedak. Ekspresinya menjadi cemas mungkin telah mengerti apa yang kupikirkan

“Maaf Nona Im aku tak bermaksud mencampuri urusan pribadimu. ”

“Tak apa Tuan Shim. Kau tak perlu meminta maaf.”

Mengenal Shim Changmin hanya beberapa hari. Namun aku merasa telah mengenalnya lama. Ia, setiap kedua mata nya menatap kedua mataku. Ia seperti dapat membaca pikiranku, mengerti perasaanku. Pria mapan dan masih muda ini. Membuat ku kadang berpikir. Dengan semua yang ia milikki. Ia bisa saja memiliki wanita-wanita cantik yang masih banyak berada diluar untuk menjadi kekasihnya. Dengan penampilan yang melebihi rata-rata, tak mungkin ada perempuan yang bisa menolak pesonanya. Sebagai contoh : pegawai-pegawai wanita dikantor. Yang selalu berdandan rapi dan cantik ketika ia tahu ia akan bertemu atau dipanggil oleh Shim Changmin. Namun menurutku–

“Nona Im, apa setelah ini kau sibuk?”*

10

Yoona menaburkan bedak padat diseluruh wajahnya. Memakaikan blush on dan lipbalm dibibirnya. Ia terus memandang pantulan wajahnya dari cermin rias yang berdiri tegak dihadapannya. Masih sibuk dengan segala sesuatu untuk merias wajah cantiknya.

Decit pintu tertutup terdengar. Yoona tak menghiraukannya, karena ia masih sibuk memoleskan lip balm merah muda nya. Mengetahui sosok itu siapa, membuat ia tak perlu lagi menoleh untuk memastikan. Ia tahu dirinya mulai mendekat. Namun ia kembali tak menghiraukannya. Karena ia takut ia sendiri akan mengacaukan riasan yang telah ia pakai. Wajah pucat itu tergambar disalah satu sisi cermin yang Yoona pakai sekarang. Menatapnya dengan sesuatu kesedihan yang benar-benar ingin ia selesaikan. Yoona tak mempertahankan pandangannya kepria itu. Hanya memandangnya sekilas, lalu kembali merias wajahnya.

Dua telapak tangan hangat ia rasakan mendarat dikedua bahu nya. Turun untuk menyangga dikedua lengannya. Darah Yoona berdesir merasakan sentuhan itu. Membuat sebuah blush on terhenti dipipi kiri nya

“Kau mau kemana sayang?” Ia melihat pria itu kini telah menunduk hingga wajahnya kini bersebelahan dengan wajahnya. Yoona menurunkan blush on nya tak membalas tatapannya.

“Yoona..” Sebuah kecupan mendarat dibahu nya. Membuat ia mengerti bahwa pria itu membutuhkan jawaban.

“A-aku ada janji dengan teman ku.” Wajah pria itu menyangga di bahu kanan Yoona. Membuat leher Yoona berbenturan dengan pipinya

“Yuri? Jessica? Tiffany? Atau–”

“Bukan. Bukan mereka.” Yoona meraskan satu tangan pria itu perlahan turun untuk bertemu dengan telapak tangan miliknya

“Lalu siapa?” Kyuhyun mengecup punggung telapak tangan Yoona

“T-teman yang baru ku kenal.”

“Apa aku mengenalinya?” Mereka terus memandang satu sama lain melalui pantulan cermin. Masih dengan kepala Kyuhyun yang menyangga di bahu Yoona. Kedua mata Kyuhyun terus menyiratkan harapan. Harapan yang selalu ia kira ia telah dapatkan dan ia jaga. Namun kenyataannya, tak seindah yang ia pikirkan. Yoona melepaskan pandangannya dari mata Kyuhyun, berganti menatap pantulan dirinya sekarang.

“Aku hanya ingin keluar untuk shopping.” Ucapnya untuk mengalihkan perhatian. Yoona mendengar desahan nafas kekecewaan yang ia tahu berasal dari siapa. Sekecil-kecilnya ia berusaha menyembunyikan. Namun Yoona dapat melihatnya.

Kyuhyun memberi senyuman manis dari pantulan kaca tersebut, sebelum satu tangannya memegang dagu Yoona untuk diarahkan untuk menatap wajahnya. Ia mengecup kilat bibir nya “Baiklah..” Dan kembali mencium bibir merah muda Yoona “tapi pastikan kau akan kembali..”

Bukannya ia tak tahu. Ataupun ia berbohong. Ia hanya-pura-pura tak tahu. Pria yang sedang menciumnya kini, walaupun secara fisik ia memberi senyuman manis kepadanya. Namun ia tahu, bahwa senyuman itu tak lain hanyalah untuk menutupi hancur hatinya kini.

Ini bukan hanya sekali Yoona melakukannya. Tetapi sudah kesekian kalinya. Bukankah pria ini bisa berubah menjadi mencurigainya, ataupun tak lagi mengizinkannya untuk melakukan hal itu lagi. Namun Kyuhyun, tidak melakukannya. Ia tak pernah mau membantah Yoona setelah kejadian itu. Kejadian yang membuatnya makin takut akan kehilangannya.

Tetapi Kyuhyun kadang tak selalu bisa menjadi aktor yang baik. Walaupun ia bisa terus memasang senyum diwajah tampannya. Namun Yoona dapat melihat jelas kesedihan dikedua bola mata Kyuhyun yang menatapnya. Seakan benda itu memohon kepadanya agar terus berada disini–berada disisinya.

Yoona melepaskan tautan bibirnya dari bibir Kyuhyun. Membuka mata nya dengan perlahan. Dan mendapatkan tatapan sendu itu kembali. Rasanya hatinya ingin menangis. Tak bisa menahan ketika menatap kedalam kedua bola mata tersebut. Satu tangannya meraih tas merahnya yang sebelumnya ia letakkan dimeja rias. Berdiri. Melihat Kyuhyun sebelum ia pergi melangkah.

“Aku pergi Kyuhyun..”*

4

“Nona Im, perwakilan dari perusahaan client telah sampai.”

“Ah ya. Terima kasih Sunny-ssi..”

Aku mengambil beberapa berkas yang sebelumnya telah kupersiapkan. Lalu bersiap mendatangi seseorang yang berada dari perusahaan lain yang ingin bekerja sama dengan perusahaan kami. Awalnya aku sedikit terkejut ketika aku mendapat tugas untuk melayani tamu bersama tuan Shim dari perusahaan lain tersebut. Terlebih, ketika aku melihat nama perusahaan itu. Perusahaan itu, adalah perusahaan dimana Kyuhyun bekerja. Pria yang tinggal bersama denganku bekerja.

Namun aku bisa bernafas lega ketika aku mendengar beberapa informasi bahwa yang akan hadir bukanlah seseorang yang bekerja sebagai Kepala HRD, melainkan asisten dari Kepala HRD tersebut. Walaupun itu hampir–sangat hampir.  Karena bisa saja Kyuhyun yang menemukan sendiri kebohonganku tentang pekerjaan ku beberapa waktu ini jika ia lah orang yang mengunjungi perusahaan tempatku bekerja. Namun untungnya tidak.

Aku tersenyum dan menundukkan kepala ku untuk menghormati bos ku Shim Changmin yang kini berjalan mendekatiku. Memang hari ini, sepertinya aku akan menjadi asisten untuk dirinya. Karena kutahu, ia yang meminta nya.

“Apa kau telah menyiapkan semua Yoona?”

“Iya Tuan Shim.” Kataku seraya menunjukkan beberapa berkas yang berada ditanganku.

Changmin tersenyum kepadaku “Aku selalu merasa tua ketika kau memanggilku Tuan. Kau tahu.”

Ketika mendengar ia mengingatkanku kembali permasalahan tentang keformalan ku memanggil nama nya. Membuat ku merasa kembali didalam keadaan canggung. Sebelumnya Changmin selalu memerintahkan ku untuk memanggil nama nya saja tanpa tambahan Bapak ataupun Tuan. Namun aku menolak itu semua, karena bagaimanapun dia adalah bos ku. Aku merasa begitu lancang jika memanggilnya dengan hanya nama nya saja.

“Tidak Tuan, ini masih di kantor. Aku tak mau terlihat lancang memanggil mu hanya dengan nama saja.” Namun, sebenarnya kami telah membuat kesepakatan. Ketika kami berada diluar untuk mengunjungi proyek ataupun makan siang. Aku kembali diperintahnya untuk hanya memanggil nama nya saja. Awalnya aku tak mau melakukannya. Tetapi karena ia selalu memohon, aku bersedia melakukannya, kecuali jika berada dikantor.

“Baik-baik aku tahu.” Ia tersenyum kepada ku lalu mengisyaratkanku untuk berjalan dengannya untuk menyambut tamu kami tersebut. Senyum pun ikut mengembang di bibir ku.

Kami memasuki area kafe yang berada di dalam perusahaan kami tersebut. Dengan aku yang masih berjalan bersama bos ku. Kami mulai mencari tamu kami tersebut. Meja 8B . Aku memberitahu Changmin letak meja tamu kami itu menunggu. Sedangkan mata ku selalu berputar mencari keberadaan meja yang memiliki angka 8B tersebut.

Ah 5B, 6A disana—aku menghitung kembali—7A, 7B, 8A–dan akhirnya—- badanku seketika membeku dan berhenti berjalan ditempat itu juga.

“Selamat siang Tuan Cho, apa kau telah lama menunggu?”

“Tidak Tuan Shim. Aku sama sekali tidak keberatan.”

“Tuan Cho, perkenalkan ini salah satu pegawaiku yang akan melayanimu untuk membicarakan kerja sama perusahaan kita berdua. Aku perkenalkan—-”

“Yoona?!”

Aku masih berdiri dengan shock ketika kini, kedua pasang mata itu lebih terlihat shock menatap diriku. Dan tebak, apa yang lebih buruk lagi. Aku menghela nafas panjang.

Rahasia ku kini telah diketahui kekasihku, Cho Kyuhyun.*

11

Dan ia–kembali lagi ketempat itu.

Kesebuah tempat yang ia bisa membuatnya nyaman, dan tempat yang terus membayanginya agar ia kembali lagi ke tempat tersebut.

Karena ditempat itu, ia bisa melakukan semua yang Ia sukai. Dimana tempat itu, bisa membuat ia seperti tak dikekang lagi. Membuatnya seperti burung yang seakan ia bisa terbang kemana pun ia mau, kemanapun sayapnya membawanya.

Dan ditempat itu–, ia kembali bisa merasakan kehangatan yang memeluki tubuhnya, mendengarkan bisikkan aku-mengerti yang selalu terucapkan di telinganya, merasakan ciuman dari seseorang yang benar  ia merasa tepat-mengerti dirinya.

Yoona meletakkan kedua cangkir cokelat panas di atas meja yang berada tegak tak jauh dari posisi pintu keluar. Menangkap punggung seseorang yang tinggi itu tengah membelakangi dirinya.

“Yoona, ia disini..”

Pria itu tak memutar tubuhnya ketika mengucapkan kata-kata itu. Ia terus berdiri menatap jendela kaca. Yoona berjalan menghampiri dirinya. Berdiri disamping pria berpostur tinggi tersebut. Ia ikut memandangi arah pandangan pria itu ke jendela tersebut “ia telah menunggumu semenjak kau datang..”

Tampak sebuah mobil Ford berwarna hitam terparkir dibawah pohon beberapa meter dari rumah itu. Walaupun ia tak bisa melihat dengan dekat. Namun yakin. Mobil itu–sangat terlihat familiar untuknya. Sosok figur itu terlihat blur oleh pantulan kaca mobilnya. Pria itu terlihat memangku kepalanya di stir mobilnya. Sejauh itu, hanya itu yang bisa Yoona ketahui.

Yoona mendengar helaan nafas dari sosok pria yang berdiri disebelahnya. Membuat hatinya kini makin terasa seperti dibebani oleh dua batu yang sangat besar. Yoona mengenggam salah satu tangan pria itu. Berusaha meringani rasa kekecewaan yang ia tahu datang kepada pria tersebut. Memeluk tubuh tingginya. Membuat kepala nya kini tenggelam didada bidangnya.

“Aku benar Yoona—”

Yoona memotongnya dengan menempelkan bibirnya dengan bibir Changmin. Melumatnya pelan hingga Changmin pun ikut membalasnya.

Perasaan seperti ini. Kembali terjadi.

Perasaan takut dimana ia akan mendengar perkataan yang akan membuat dirinya jatuh. Perkataan yang akan membuat dirinya tak bisa bertemu dengan pria ini.

Perasaan takut. Akan kehilangan pria ini, dan pria yang sedang menunggu dirinya kini, di mobil.*

5

“Aku tak percaya kau melakukan ini!”

“Kau sudah melakukannya berapa lama?! 3 bulan?! 5 bulan?! Atau mungkin satu tahun?!!”

Aku hanya bisa terisak dalam diam. Menghadapi Kyuhyun yang kini terus membentak ku karena kesalahan yang kuperbuat.

“Kenapa kau melakukan ini Yoona?! Kau tahu? Kau membuat ku terlihat seperti pria yang tak berguna! Hingga membuatmu selama ini berbohong kepadaku!”

Aku menggelengkan kepala ku. Mencoba menyanggah apa yang dikatakannya. Air mata terus mengalir dikedua pipi ku.

“Apa lagi yang kau inginkan?! Apa uang baju-baju yang kau inginkan kurang?! Apa uang untuk perawatanmu kurang?! Katakan kepadaku?!”

Telinga ku sedikit sakit. Mendengar bentakan-bentakan Kyuhyun yang terus mengatakan kesalahan ku. Bentakkan yang baru pertama kali kudengar dari bibir Kyuhyun.

“Coba katakan Im Yoona!!!”

Ia menghentakkan kedua bahu ku dan berteriak kepada ku. Dan kembali, yang bisa kulakukan kini, hanya lah menangis.

Setelah itu. Aku meninggalkan apartemen Kyuhyun.*

12

Detakkan jantung nya, terdengar jelas ketika Yoona membaringkan pipinya di dada telanjang Changmin. Ia terus mendengarkan detak jantungnya, tiap degupan. Membandingkan dengan detak jantung miliknya.

“Yoona ah..”

“Hmm?”

“Tak lama lagi, aku akan pindah ke Hokkaido.”

Yoona tak lagi fokus dengan detak jantung itu lagi. Karena kini detak jantung miliknya mulai berdetak makin cepat. Mulai merasa takut–untuk mendengar perkataan selanjutnya.

“Kau harus memutuskannya—” Changmin menarik nafas nya “segera..”

Yoona tak bergeming dari posisinya. Belaian tangan Changmin di rambutnya perlahan makin melambat. Membuatnya kini kosong. Ia–tak tahu mesti berbuat apa.

Changmin mengangkat dagu Yoona agar kini ia bisa menatapnya. Satu tangannya yang sebelumnya memeluk pinggang Yoona, ia kembali eratkan. Melihat wajah cantiknya yang memandangnya kini dengan tatapan yang bisa ia mengerti. Ia membersihkan rambut yang menutupi kedua mata nya.

“Kau—mencintainya..”

Tetes air mata mulai turun dari pelupuk mata Yoona. Mendengar kembali kata-kata itu, hanya bisa membuat luka dihatinya terbuka kembali. Kenyataan yang ia takut untuk membenarkannya, kenyataan yang membuatnya gelisah. Yoona membelai pipi Changmin, tersenyum “Aku juga mencintaimu Changmin..” Dan mencium bibirnya.*

 

 

6

Aku tak pernah mengira, bahwa ia akan terus mencariku seperti ini. Ia yang ku kira akan tak menghubungiku, yang tak akan mencariku, yang tak akan mengatakan aku-mencintaimu-yoona-kembalilah. Tapi setelah dua bulan ini, ia melakukannya.

Ia terus menghubungi ponselku yang terus tak kujawab. Mengirimi ku sms ‘maaf’ yang aku tak tahu kini telah berjumlah berapa memenuhi kotak masuk ku. Tak jarang ia selalu mengunjungi kantor tempat dimana aku bekerja untuk menemuiku, tapi beruntung, aku selalu mencari cara agar ia tak bertemu denganku.

Namun akhirnya, ia menemukanku.

“T-tuan Shim?”

“Tuan Cho?”

“Apakah Im Yoona, tinggal dirumah ini?”

Aku sangat ingat, ketika wajah kekecewaan yang berusaha ia sembunyikan datang saat ia memanggilku. Aku telah mengetahui apa yang akan dikatakan ia selanjutnya. Namun aku terus bersikeras untuk tidak mau menemui Kyuhyun, karena aku tahu, tujuan Kyuhyun pergi ketempat ini, adalah agar ia bisa membawa ku kembali. Aku terus menyuruh Changmin untuk berbohong kepada Kyuhyun, tetapi ia tak melakukannya

“Ia sangat merindukanmu Yoona.”

“Aku belum siap menemuinya Changmin!”

“Tapi ia sangat mencintaimu!”

“Lalu apa kau tidak mencintaiku?”

Aku melihat Changmin menjadi diam. Kedua alis yang sebelumnya dinaikkan perlahan menurun. Wajahnya yang sebelumnya tegang, perlahan melembut. Aku mulai menahan isakkan tangisku. Changmin, masih menatapku dengan sendu. Tangannya yang mengenggam lenganku, perlahan merenggang.

“Kau, masih miliknya.” Ia memegang pipi ku “aku tak berhak mengambilmu.” Bibirnya mencium dahi ku lembut “walaupun aku mencintaimu..”

Aku memeluk tubuhnya. Memeluknya sangat erat. Menempelkan wajah ku di dadanya. Tak tahu entah begitu banyak air mata ku membasahi pakaiannya. Mencoba untuk mengingat aroma ini, mengingat kehangatan ini, mengingat kenyamanan ini ketika memeluknya.  “Maaf.” Ucap nya, seraya ikut memeluk tubuhku.

Aku menemui Kyuhyun dengan kedua mata sembabku. Satu koper yang masih berada setia ditangan kiri ku, aku letakkan ketika Kyuhyun menghampiriku dengan senyum lebarnya. Ia segera memelukku. “Yoona, kau tak tahu betapa aku merindukanmu selama ini..”

Aku kembali tenggelam dipelukan Kyuhyun, air mata ku kembali mengalir. “Maafkan aku.. Aku tak akan membiarkanmu pergi lagi dariku..”

Tanganku membalas pelukkan Kyuhyun, dan tangisan ku kembali pecah. Bahagia karena ternyata Kyuhyun masih mencintaiku, sedih karena aku akan meninggalkan Changmin.*

13

Ia menutup pintu secara perlahan yang berada dibelakangnya. Menyadari kesalahan yang telah ia perbuat, karena ternyata ia tak bisa memenuhi janji kebohongan yang sebelumnya ia buat. Melihat keadaan lampu ruang tamu nya menyala, ia pikir Kyuhyun belum terlelap di tempat tidurnya. Ia tahu, karena ia sangat mengerti akan kebiasaanya.

Ketika ia hendak masuk ke dalam kamar mereka. Perhatiannya teralihkan dengan cahaya lampu dapur yang masih menyala. Memikirkan 2 kemungkinan, pertama : jika ia melupakan untuk mematikan lampu nya, atau mungkin ada seseorang sedang berada di dapur.

Dan salah satu pilihannya ternyata benar. Ia melihat beberapa botol bir yang sudah kosong tegak berbaris tak karuan di meja dapur tersebut. Dan tak jauh dari botol kosong tersebut, ia menemukan lelaki yang dicintainya membaringkan kepala dan pundakknya diatas meja dapur tersebut dengan duduk disalah satu kursi. Satu tangannya masih memegang satu botol bir yang mungkin masih tersisa setengah. Dan satu ia yakin. Kesadarannya, tak sepenuhnya penuh.

Yoona berjalan mendekatinya, mendapatkan gambaran lebih bagaimana berantakannya penampilan Kyuhyun. Lengan kemeja panjang yang ia lipat hingga siku. Tiga kancing atas kemeja nya terbuka, dasi nya terbengkalai di salah satu sudut meja tersebut. Rambut nya yang acak-acakkan, wajah yang terlihat lelah dan pasrah membuat Kyuhyun yang selalu menjaga penampilannya, tak terlihat lagi di Kyuhyun yang mabuk kini.

Yoona menduduki satu kursi tepat disebelah Kyuhyun. Berhadapan dengan wajah Kyuhyun yang kini tertidur di meja tersebut. Yoona mengambil botor bir yang masih tergenggam ditangan Kyuhyun, lalu meletakkannya jauh. Tangannya kini mulai menyentuh rambut Kyuhyun, membelainya, merapikannya. Perasaan perih menusuk hatinya ketika ia kembali menatap keadaan Kyuhyun sekarang ini.

Aku tak bisa melakukan ini lagi– terus membelai rambutnya –aku bisa membunuhnya.

“Bangun Kyuhyun.” Masih dengan membelai rambutnya, ia membangunkannya “Kyuhyun, kau tak bisa tidur disini..” Menggerakan bahu nya “Kyuhyun, bangun..”

Kedua kelopak mata nya terbuka. Masih meyiratkan kelelahan dan kefrustasian. Mengangkat perlahan kepala yang sebelumnya terbaringkan. Yoona hanya bisa melihat Kyuhyun yang kosong sedang menatap nya sendu. “Kau tak bisa melakukannya Im Yoona..” Tangan Kyuhyun menyentuh pipi Yoona menyangga nya disana “kau tak bisa pergi dariku begitu saja..” Bau alkohol tercium kuat di hidung Yoona dari aroma tubuh Kyuhyun “Aku tak akan melepaskanmu..”

Dan bibir yang sangat beraroma alkohol itu berakhir menyentuh bibir Yoona

“Walaupun itu akan menyakitimu..”*

7

Setelah aku kembali ke apartemen Kyuhyun. Ia tak lagi pernah mengungkit tentang pekerjaan lagi. Seperti ia telah memberikanku izin untuk aku tetap bekerja dikantorku kini. Kyuhyun yang dulu selalu menghabiskan waktunya dikantor, kini ia selalu pulang lebih cepat dan menghampiriku dirumah. Ia lebih memperhatikanku, apapun yang ku lakukan ia akan selalu memantaunya dari jauh. Dan ketika aku kira ia akan tidak menyukai apa yang kulakukan, namun aku salah. Bahkan aku selalu mendapatkan sebuah senyuman darinya dan menerima pujian darinya. Itu membuatku merasakan lebih baik dari sebelumnya.

Namun jauh dari itu, sebesar apapun keadaan menjadi membaik. Aku masih merasakan kecanggungan antara aku dan juga Kyuhyun.

Aku pun juga tak tahu, ketika kedua kaki ku kembali berdiri didepan pintu ini

“Yoona?..”

Dengan pakaian piyama nya dan rambut yang cukup berantakan ia membuka pintu, dengan mata yang masih terkantuk ia menatap terkejut diriku yang masih memberikan senyum ku.

“Apa yang kau lakukan disini?”

Changmin meletakkan secangkir teh tepat diatas meja yang berada didepanku. Dan aku pun tak menjawab pertanyaannya. Yang kini bisa kulihat hanyalah kedua mata nya yang menatap mengerti kearah kedua mataku. Beberapa menit tak ada suara yang terdengar, dan masih dengan Changmin menatap kedua bola mataku, seperti membaca pikiranku. Tak lama, Changmin tersenyum. Ia menarikku dalam pelukkannya menghirup aroma rambutku sebelum berkata “Aku juga merindukanmu Yoona..” Tanganku meraih punggungnya, tangisanku tenggelam dipelukkannya.*

14

Beberapa kotak telah tersusun rapi dan berjejer disemua sudut rumah ini, tangan Yoona memeluk kedua lengannya sendiri. Berusaha mengingat setiap struktur yang tertinggal disini. Semuanya telah bersih. Semuanya telah di paketkan dan diletakkan didalam kotak. Tinggal hanya dirinya dan juga pria yang kini tengah melingkarkan tangannya di lengan Yoona, memeluknya dari belakang.

Kyuhyun meletakkan dagu nya dibahu Yoona, mengeratkan pelukkannya. Membiarkan beberapa waktu berlalu hanya untuk merasakan memeluk Yoona seperti, menghirup aroma nya seperti ini. Mencoba untuk menikmati semua ini untuk sementara waktu.

“Aku akan merindukan ini..” Kyuhyun membelai lengan Yoona dengan telapak tangannya, bibirnya tersenyum seraya menganggukan kepala nya menyetujui perkataan Yoona, menjawab “Sudah hampir 5 tahun.”

Yoona memejamkan kedua mata nya, ikut menikmati suasana saat ini. Namun air mata nya berulang kali ingin keluar, tapi beruntung ia masih lebih kuat untuk menahannya.

“Aku akan merindukan rumah ini Kyuhyun, aku akan merindukan rumah ini..” Kyuhyun kembali mengangguk “aku tahu Yoona.”

Detik jam terus berjalan, membuat mereka kini tak tahu, telah berapa lama mereka menghabiskan waktu hanya diam seperti ini. Saling memeluk seperti ini.

Itu berakhir, ketika Yoona menyadari sesuatu “Ini sudah saatnya Kyuhyun..” hari ini, ialah saatnya. Dimana ia akan memutuskan pilihannya.

Jika memang boleh ia yang mengontrol waktu, maka ia akan memberhentikan waktu didunia walau hanya untuk beberapa menit. Karena, ketika ia hendak melepaskan pelukkannya dari Yoona ia seperti akan kehilangan sesuatu, kehilangan sesuatu yang berharga dari dekapanya.

Namun sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah melepaskan tangannya dari tubuh Yoona, hanya sementara.*

16

 

Kini, aku duduk di salah satu kursi yang berjejer panjang di ruangan yang luas ini. Pandanganku terus mendapati orang-orang yang berjalan dengan tas besarnya ataupun koper nya. Satu orang, dua orang,–ataupun satu keluarga sekaligus. Beberapa layar LCD besar terjejer diatas dinding. Satu berfungsi sebagai televisi, dan lainnya berfungsi untuk mengumumkan jadwal keberangkatan. Beberapa waktu terdengar bunyi yang khas dan beberapa suara komando yang ia tahu adalah wanita.

Aku mengelilingkan pandanganku, berusaha mencari pria itu yang telah menghilang sejak 15 menit yang lalu, sebelum pergi ia berkata akan mencari beberapa makanan dan mocca panas untuk kami berdua. Aku menyetujuinya karena aku memang ingin benar meminum Mocca panas, namun ternyata 15 menit menunggu adalah waktu yang lama, karena aku hanya sendirian.

“Lama menunggu?”

Aku mengangguk ketika pria yang aku tunggu telah datang dan membawa dua cup mocca panas ditangannya dan beberapa bingkisan makanan. Aku menerima mocca panas ku yang ia berikan, menghirup aroma kopi yang panas membuat wajahku melembut– aku benar-benar menyukai ini.

Ia kembali duduk disebelahku sambil beberapa kali meniup angin kearah mocca panasnya. Aku tertawa geli menatapnya, mengingat sebelumnya ia yang tak terlalu suka dengan mocca panas namun karena aku dulu selalu menyukainya dan membuatkannya untukknya, ia perlahan ikut menyukainya. Namun setelah kejadian itu, mocca panas itu tak lagi hadir di kehidupanku ataupun dirinya, membuat ketika kami  meneguknya kembali perasaan masa lalu. Sangat kuat muncul satu persatu.

Suara pemberitahuan membuat kami berdua fokus untuk mendengarkan. Wanita itu mengatakan telah saatnya, penerbangan akan segera dilaksanakan. Dimana penerbangan itu adalah penerbangan yang kami tuju sebelumnya, ke Busan.

Kyuhyun mengambil kopernya dan mulai berdiri “Ayo Yoona, kita harus naik.” Aku menganggukan kepalaku lalu ikut berdiri dan menggiring koper ku sendiri yang lebih kecil dari milik Kyuhyun.

Aku berjalan beriringan dengannya dengan mocca panas kami yang tak lagi penuh. Kyuhyun menyerahkan dua tiket pesawat kepada salah satu pragawati yang menunggu kami dengan tersenyum. Lalu kami melanjutkan perjalanan kami menuju pesawat yang akan kami naiki. Beberapa kali aku tersenyum dan tertawa ketika Kyuhyun menceritakan tentang keluarga nya kepadaku, membuat telingaku bergetar penuh kebahagiaan ketika ia mengatakan bahwa Ibunya benar-benar bahagia ingin bertemu denganku, kakak permpuannya juga tak sabar ingin melihatku apakah aku terlalu cantik untuk menjadi istri Kyuhyun. Mengulang kata istri dibenakku, membuat kebahagiaan itu kembali muncul dan membuatku tersenyum.

Pagi itu, ketika kami masih berbaring ditempat tidur dengan Kyuhyun yang masih memelukku erat membangunkanku dengan ciuman pagi nya. Aku tersenyum membalasnya dan ingin pergi keluar untuk menyiapkan beberapa sarapan pagi untuk kami berdua. Namun aku tak diijinkan Kyuhun untuk keluar dari tempat tidur, ia malah menarikku kembali dalam pelukkannya dan dengan cepat memasangkanku sebuah cincin dijari manisku lalu ia menunjukkan miliknya. Awalnya aku tak percaya, namun setelah beberapa detik semuanya terlihat jelas didalam benakku. Jantungku berdetak lebih kencang ketika aku mendengar Kyuhyun mengatakan “Hiduplah lebih lama denganku Yoona, kita akan menikah di Busan, karena keluarga ku sudah tak sabar lagi untuk melihatmu.” Dan aku, aku tak sanggup lagi mengungkapkan kata-kata, yang bisa kulakukan hanyalah memeluk Kyuhyun seerat-eratnya hingga membuat ia kembali terbaring ditempat tidur tersebut, air mata ku jatuh, namun hatiku tersenyum.

Aku mendapatkan kebahagiaan yang tak terkira, walaupun aku juga harus kehilangan satu orang yang berharga. Namun itu benar-benar telah tergantikan oleh hal yang tak terkirakan.

Aku mengeluarkan ponselku sesaat aku telah duduk di salah satu kursi penumpang pesawat itu, disebelah Kyuhyun. Melihat waktu untuk akan terbang sudah tak lama lagi, jariku mulai mengetik beberapa huruf diponselku

Bagaimana Hokkaido? Apa benar bagus? Keke

Aku juga meninggalkan Seoul, seperti denganmu. Sekarang aku dan Kyuhyun sudah bersiap untuk terbang ke Busan. Sepertinya kami benar-benar akan tinggal disana.

Walaupun aku tak yakin kau bisa datang, tetapi aku masih berharap kau bisa menghadirinya. Aku akan menikah Changmin! Aku akan menikah dengannya di Busan dua bulan lagi. Bisakah kau menghadirinya Changmin, aku ingin kau menyaksikan   pernikahanku, sebagai sahabatku. (kalau bisa kau bawa wanitamu, aku ingin melihatnya :D)

Sepertinya sekarang aku harus mematikan ponselku, beberapa kali pramugari itu terus menegurku :D.

Selamat tinggal Changmin, aku tak akan melupakkanmu..

Im Yoona

Send To : Shim Changmin

15

Yoona menarik nafas panjang sebelum kembali masuk ke rumah itu. Telah keberapa kalinya ia pun juga tak tahu, ia tak menyadari pria itu telah berjalan kedapur untuk kembali membawakannya secangkir teh hangat di salah satu meja di ruang tamu nya tersebut. Yoona tak menduduki salah satu sofa tersebut, ia memutuskan untuk memperpendek waktu karena sesungguhnya ia takut keputusannya akan goyah ketika ia kembali jatuh dalam pesona itu.

Changmin, sepertinya telah mengetahui kedatangan Yoona menghampirinya. Karena pada pertemuan sebelumnya ia dengan jelas meminta keputusan yang Yoona harus pilih untuk kehidupannya selanjutnya. Ia menatap Yoona yang terus memperhatikan barang-barang dan sudut-sudut rumahnya, meninggalkan kesan pahit yang ia tahu, akan ia terima setelahnya.

Setelah beberapa menit hanya menunggunya untuk melihat sekeliling, akhirnya Yoona menatapnya sekarang, tersenyum.

“Aku berpikir bagaimana nasib rumah mewah ini ketika kau pergi ke Hokkaido.”

Changmin tersenyum seraya mengangkat bahunya “Mungkin akan ada pemilik yang akan  menjaga rumah ini lebih baik dari yang aku lakukan sebelumnya.” Yoona tersenyum mendengarkan jawabannya lalu melemparkan pandangannya kearah perabotan yang berada di rumah Changmin. “Apa Hokkaido tempat yang bagus?”

Changmin, kembali mengangkat bahunya “aku tak akan pindah ke suatu tempat jika aku tahu tempat itu tak bagus.” Yoona tertawa mendengar jawaban Changmin dan kembali mendapatkan sosok Changmin yang tak mudah dikalahkan dihadapannya. “Ya, bagaimanapun juga kau sudah sering berkeliling dunia.”

Changmin ikut tertawa menanggapinya lalu kembali diam dan memberikan tatapan yang Yoona mengerti maksud dari tatapan itu. “Tapi, sebagus apapun tempat itu Changmin,” ia membalas tatapannya “aku tak bisa pergi denganmu..”

Yoona bisa melihat perubahan sorotan tatapan Changmin kearahnya, tatapan kesedihan dan kekecawaan yang sama persis seperti satu tahun lalu yang ia berikan kepadanya ketika ia harus pergi meninggalkannya dan hidup bersama Kyuhyun. Ia juga tak bisa mengelakkan, rasa pedih dihatinya ketika ia harus mengatakan ucapan itu.

“Kau benar, kau sangat mengertikanku Changmin,” mata Yoona kini berkaca-kaca “Aku masih mencintai pria itu, sungguh. Aku benar-benar mencintai pria itu.”

“Selebih baiknya kau dari Kyuhyun, selebih mengertinya kau dibandingkan Kyuhyun, selebih aku yang mencintaimu dari pada mencintai Kyuhyun. Aku tak bisa membohongi diriku sendiri, bahwa aku sangat mencintainya dan tak bisa hidup tanpanya.”

Ia kini menangis, Yoona kini menangis. Kepedihan yang ia rasakan ia tumpahkan dengan air mata nya “Ia mati tanpaku Changmin. Ia selalu tahu bahwa aku pergi kepelukkanmu dan tak mempertahankan kesetiaan yang ia berikan padaku. Namun ia mencoba untuk berpura-pura tak tahu, ia mencoba berpura-pura bahwa ia tak pernah melihatnya hanya karena ia tak mau membuatku marah dan pergi darinya.”

Untuk pertama kali nya tubuh Changmin bergetar, kedua mata nya mulai berkaca-kaca. Ia menghampiri tubuh Yoona yang kini tengah menangis terisak menatapnya “Aku harus mengakhiri semua ini Changmin, aku harus—” satu jari telunjuk Changmin mendarat dibibir Yoona yang bergetar. Membuatnya kini hanya diam dan hanya terdengar beberapa isakan darinya.

Changmin tersenyum lembut, menggelengkan kepala nya seolah melarangnya untuk kembali bicara “Im Yoona, aku tak tahu bahwa kau adalah wanita yang cengeng.” Tangisan Yoona kembali pecah ketika ia mendengar candaan Changmin ketika mereka berada dalam situasi seperti ini, ia memukulkan tangannya beberapa kali ke dada Changmin.

Changmin tertawa geli lalu menenggelamkan Yoona dalam pelukkannya, membuat pukulan itu menghilang namun tangisan Yoona malah semakin pecah didadanya. Changmin membelai lembut rambut Yoona, menarik nafasnya sebelum mengatakan “aku tak tahu bahwa ternyata perpisahan untuk kedua kali nya lebih terasa sakit.”

Ia mengecup dahi Yoona sebelum kembali memeluknya lagi “Tapi aku juga akan bahagia jika kau juga memiliki kebahagiaanmu Yoona..”

“Pria itu, Cho Kyuhyun.  Aku juga telah merasakan betapa besar cinta nya kepadamu. Kau, sungguh beruntung Im Yoona.”

Satu tetes kehangatan jatuh disela-sela rambut Yoona, yang ia tahu siapa pemilik air mata itu Untuk pertama kalinya, untuk pertama kalinya pria yang ia anggap kuat walaupun seperih apa luka yang pernah ia rasakan, ia tak pernah menjatuhkan air mata. Namun tadi, baru saja setetes air mata menjatuhi rambut Yoona

“Kau pria yang baik Changmin, kau –layak mendapatkan yang lebih dari ini” Perkataan Yoona malah makin membuat pelukkan Changmin semakin erat.

“Terima kasih Changmin.”

“Untuk?”

“Untuk semuanya.”

Untuk satu tahun ini, untuk yang selalu setia mendengarkanku, untuk yang selalu mengerti aku, untuk yang selalu menenangkanku dipelukkanmu, untuk kau–yang akan melepaskanku demi kebahagiaanku, untuk kedua kalinya.

Selamat tinggal, Shim Changmin.

———————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-

12345678

FIN

910111213141516

——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————–

Author’s note :

Apakah masih ada yang bingung? Sebenarnya ini aku tulis dengan plot masa lalu–masa sekarang–masa lalu–masa sekarang jadi jangan heran kalo tiba-tiba nggak nyambung. Angka/nomor itu berfungsi untuk menentukan urutan cerita dari masa lalu ke masa sekarang. Intinya jangan heran kalo tiba-tiba ada nomor sebelumnya 3 terus nomor setelahnya 10.  Kalo masih tetep ngerasa nggak nyambung, coba aja baca sesuai dari urutan awal-akhir. Ingin mencoba hal baru, pasti mempunyai resiko bukan?

Sekali lagi terima kasih untuk yang udah membaca atau yang bener-bener udah menunggu fic ini keluar. Dan kalo ada yang mau kasih saran, tempat perkomenan tersedia masih banyak untuk menampung.

Terima Kasih

Intansparkddict

88 respons untuk ‘Unfaithful ( Oneshot )

  1. Ok.. Ini ff yg sedikit bikin hati saya nyut-Nyut’an ga jelas…
    Saya sempat berfikir.. Kenapa Yoona bisa setega itu? Kepda Kyuhyun… Oke, mungkin dia terlalu jengah dengan kisahnya bersama kyuhyun.. Dia ingin bebas dan mandiri.. Tapi sebagai seorang wanita, dia terlalu mudh tergoda.. Dia menganggap Changmin lbih mengerti dn memahami dia d banding Kyuhyun.. Tp apkh dia tdk berfikir bgaimna Kyuhyun menjagax…
    Jujur sya sya kurang respect sm karakterx Yoona d sni..
    Biarpn cuma FF tp Emosi sya udah ter aduk2.. *Lah apa ini?? Kkkkk #abaikan.tp terlepas dngan siftx Yoona.. Sya suka bgt sm ffx.. Endingnya… Yg penting KyuNa bersatu lah.. Sebel kalo dh baca adegan ChangYoon yg begitu.. Pengen d skip aja td rasanya.. Wkwkw
    .. Good job lah buat author nya…
    Saya suka bgt sma karya yg satu ini… Ehehe ditunggu ff lainnya juga… Jangan lama2 yaah??
    Mian komenx kepanjangan.. *peace

    • yaa memang disarankan untuk tidak meniru apa yang telah dilakukan Yoona disini, hehe
      kalo diskip ya gak greget ceritanya,,,
      maafkan saya ya karena saya juga penyuka changyoon, jd—begitulah 😀
      ehm makasih,,, gk nyangka bakalan dpt komen pnjg begini, antusias sy bcnya.

  2. LoVeYoOnA berkata:

    Udah berhari-hari aku tunggu,,dan akhirnya muncul juga…
    Emang sih rada bingungin tapi sumpah bagus bgt…
    Klo menurutku perselingkuhan ChangYoonnya kurang mesra thor #apaini ,,

    kyuhyun bener” cinta bgt sm yoong eonni dan setia,,walopun dia tau udah dihianati tetep masih terus nunggu yoona kembali…
    Dan akhirnya semua kembali ketempat semula…

    Baiklah author intan,,ditunggu ffmu yg laen,,klo hiatus jgn lama” ya,,selalu kangen sm ffmu,,yg new love juga…ditunggu?
    Fighting!!

    • berhari-hari? udh sebulan semenjak post trkhir.. hehe makasih ya
      kurang mesra? jadi mendukung? haha.
      sya bukan hiatus, saya selalu ada, cuma wktu buat ngetik nggk ad. sm aj ya? hahaha..
      new love? nanti deh sy ushakan kembali. btw tengks ats komen pnjgny, sy suka

  3. sekian lama aku menunggu… finally keluar juga ni ff…
    gila aku sampai nangis… membayangkan betapa hancurnya perasaan kyuhyun…
    beruntung banget yoona bisa dicintai kyuhyun… bener-bener bikin iri…
    kenapa juga yoona harus berpaling…
    yah… tapi walaupun begitu tetep seneng karna happy ending…

    ff yang lain aku tunggu…
    unni kenapa akhir-akhir ini juarang buanget pos ff… hampir setiap hari aku berkunjung tapi nggak ada yang baru…

    untuk unni… tetep semangat buat nulis ff ne…

    • iya emg udh sebulan kok, hehe.
      iyaa sy setuju bgt, sy yg bikin aja juga mikir, ad nggk org kyk kyu (dsini) ad didunia ini.
      sya sih emg pengen selalu ngepost, cuma yaa begitulah semenjak Sma ini bener2 gk ad wktu, jd ya begitulah.
      skali lagi makasih, buat kmu yg setia kesini..
      untuk ff lain, sya akn ushakan kmbali

  4. Firna Nafisa berkata:

    Ceritanya keren banget, tapi kesel banget sama karakternya yoona eonni yang sempet selingkuh. Yoona eonni kaya ga ngehargain kyu oppa 😥
    padahal kyu oppa sayang bgt sama yoona eonni.
    Oh iya aku masih ga ngerti itu kenapa kyu oppa ga nikah-nikah sama yoona eonni padahal udah 4 tahun pacaran.
    Oke ini adalah komentar teranpanjang ku di dunia perFFan wkwk
    abis ceritanya juga panjang jadi komennya juga harus panjang *yakanyakan* wkwk

    • karakter Yoona memang pantas tidak ditiru,, hehe.
      kalo masalah nikah itu,, hanyalah Kyuhyun seorang yang tahu, hehe. semua pasti ada alasannya.
      terpanjang? benarkah? mksh aah sy ikut tersanjung…. uh bener bget, stuju bget, post panjang komen jg panjang.. hahahha

  5. beneran deh klo ot3 nys tuh changyoonkyu bbahhh keren banhet lahh
    apalagi authorr sumpah ini salah satu os fav aku dehh kyaaa kerenn kereen abisss… klo gini tuh keliatannyaa yoong tuh jahat bgt yah sama changkyu padahal klo menurut aku yahh kayaknya malah yoona yg paling sedih =__= banyakin changyoonkyu yahh authorrr thankyuu for make the awesome ff <3<3

    • uh bener banget!! enggk deh tapi setuju banget!! CKY emg pling keren..
      yaa, swktu membuat ini pun sya berusaha membuat krakter Yoona menjadi paliiing sedih, bingung, frustasi. tp sepertinya yang trlihat cma yg tidak baiknya aja.. bagus pandangn kamu…
      awesome? ah gak segitunya lah.. tp tetep makasih banyak yaah.

  6. beneran deh klo ot3 nys tuh changyoonkyu bbahhh keren banhet lahh apalagi authorr sumpah ini salah satu os fav aku dehh kyaaa kerenn kereen abisss… klo gini tuh keliatannyaa yoong tuh jahat bgt yah sama changkyu padahal klo menurut aku yahh kayaknya malah yoona yg paling sedih =__= banyakin changyoonkyu yahh authorrr thankyuu for make the awesome ff <3<3 On Oct 2, 2013 4:19 PM, "intansparkddict" wrote:

    > ** > amoundiestta posted: “Title : Unfaithful (Oneshot)Genre : RomanceLength > : 8220 wordsCast : Im Yoona | Cho Kyuhyun | Shim ChangminTeaser : > Unfaithful ——————————————————————————————————————————–” >

  7. mimin berkata:

    haahhh….masalah hati emang ga bisa di prediksi,tapi sebagai manusia kita harus punya sikap yang jelas,keputusan apapun yang kita ambil harus bisa dipetanggungjawabkan,agak kesel ama karateryoona di sini,tidakbisakah dia memilih untuk tetap setia?

  8. veenat berkata:

    Pertama kali baca memang bngng, 2x baru paham jln crta x…
    Kyu cinta mati ma yoona, mpe yoona selingkuh kyu tetap pura2 tdk tau padahal dia tau itu..
    Akhirnya Yoona memilih kyu drpd changmin….
    Feel x dpt… Di tunggu ff kyuna ƔªϞĞ lain nya.. Fighting …. ;D

  9. Anthii'a berkata:

    Awal* Sempat bingung juga bacanya, tp akhrnya bsa ngikutin alurnya ..
    Keren thor, dikira Yoona milih Changmin, padhl ttp setia pada uri Oppa ‘Kyuhyun’ ..
    Happy ending buat KyuNa .. Brhrp ad sequelnya ..

  10. aat yoonwon berkata:

    Sebenarnya q bingung thor gara2 alur ceritanya hehehe ntar q bca lagi dan komen lagi bar ngerti tapi ne dah keren koq ceritanya

  11. regilia asri berkata:

    Baru kli ini aku bca ff yg dikhianati itu kyuhyun dan baru kali ini aku kasihn ama kyuhyun karn biasanya selalu kasihan ma yoona…..
    Walaupun awalnya aku kira yoona akan memilih changmin tpi akhirnya yoona memilih kyuhyun.awal baca ff ini aku bingung karena kok nomornya ga urut tp liat penjelasan dibawah aq jd ga bingung lagi….
    Chingu kok bru update?aq uda nunggu lma….dtunggu ff new lovenya

  12. diana triwidi berkata:

    greget banget sama karakter yoona disini. ko tega2nya menghianati orang sebaik kyuhyun “-_-
    FF kamu selalu daebak. aku suka.. apalagi sama kata2nya walaupun sedikit binging sih kekeke
    ditunggu FF kerenmu yg lainnya..

  13. Ambar tasra berkata:

    Daebakk chingu keren banget , walaupun nyesek di pertengahan yang yoong sma changmin ciuman ;( , kasian sama kyu oppa ;( , tpi terobati sama ending nya hohoho

    kerennn bner , semangat mencari imajinasi” baru.ny ya haha

  14. WOW!!! DAEBAK… sepanjang jalan membaca cerita ini membuatku menebak-nebak bagaimana endingnya…
    kamu sukses membuatku penasaran dan tidak berhenti membaca…
    good job, dear…
    padahal tadinya aku kira bakalan berchapter.. ternyata berakhir manis dalam satu shot yang super panjang… Like this…

    ditunggu karya2mu yang lain….
    semangatttt……..!!!!

  15. kyuidditch berkata:

    Nggak baca secara berurutan tapi ttp ngerti kok thor ^^ awalnya deg degan nebak endingnya eh ternyata bener endingnya kyuna kyaaa >w< nice FF ^^

  16. cho imma berkata:

    kyuhyun daebak tegar bngt…. daebak critanya. kirain yoona bklan milih changmin trus prgi ke hokaido….trnya ke busan sma kyuhyun… daebak..

  17. 0330 berkata:

    Waaaaaah seruuuu…
    baru kali ini baca ff kyu dihianatiiin. tp gimanapun juga agak gak suka sm karakter yoona krn berani ciuman sama cangmin ><
    jgn bosan buat ff kyuna lagi yaaaaa ^^ i'll be waiting for your ff

  18. titakyu haeppa berkata:

    Demi apapun Cho Kyuhyun lo sabar banget sihh? Segituuu cintanyaaa yahhhh kereeeeeen !!! *pelukcium*
    Yaaa ampuuun kalo ada orang yg segitu cinta dan segitu ga mau kehilangan kitaa ga akan aku sia-sian deh..
    Tapi aku bingung juga deh thor yoona disini sama changmin itu pernah berhubungan apa cumaa tidur bareng aja? Kasian klo kyu diselingkuhin sampe segitunyaa 😦
    Tp Untung kyuna tetep bersamaaa 😀
    Butuh sequel thorrrr jebaaallll *kedip” mata*

    • bener banget!! kalo emang ada org kaya Kyuhyun bakal cepet diembat 😀
      dijawab nggak yah? nggak usah deh biar kamu imajinasiin sendiri kekeke
      sequel? sepertinya tidak ada chingu

  19. . ..haii slm knal. Aq readers bru.. CritY krnn ska bgt ama skp kyu oppa yg tulus cnta’ ama yoong eoni. Bgss bgt. Aq bCy ampe gemetr pas bgian kyu oppa yg prhtian bgt ama yoong eoni.happy end juga.sory coment pnjng. Krna crity bgs bgtttt.

  20. Aliah berkata:

    Huh 😀 pas bca teaser.a q kra bkalan sad ending untung aj happy ending, keren thor wlaupn prtma bca rada” bingung tp skrang q dah ngerti kok

  21. aisarang_ berkata:

    benerbener cerita yang apik eonni 🙂 keren
    yoona disini jadi bad girl, hmmm…..(?)
    terkesan canggung mereka bertiga(kyuhyun,yoona,changmin)
    pencampaian tema cerita dapet banget eonni,,,, 😀
    keren deh pokoknya…. bahasanya baku banget loh’_’)b

  22. 0330_KY berkata:

    Nyeseekkk se nyesek nyesek nya (?)…. Yoona terlalu labil (?) dengan perasaan nya sendiri…. Gilaa setia banget kyuhyun…
    Walau OOC bukan cast nya yang menentukan sebuah ff itu bagus tapi bahasa dan bentuk nya (walau terpisah-pisah tetap aja nyesekk) dan cerita nya benar benar DAEBAKKK!! Dan disini semuanya tersakiti, good thor kamu bkin aku nangis :’)

  23. gamepagne berkata:

    dari awal aku nyangka pasti ini ngacak urutannya. tapi jujur ff ini bener-bener bikin aku mau nangis pas yoona sama changmin. kasian banget kyuhyunnya. tapi untungnya happy ending. ditunggu ff lainnya kak

  24. Panda_Muskeeter berkata:

    Annyeong..
    Aku pngunjung bru d.blog ini, salam kenal dn sayang xD

    Luar biasa.. Penyajian dn alur ff ini bner2 unik, bhasanya jg mudah d.pahami. Menarik.
    Air mataku sampe netes krna kesetiaan dn ketulusan kyuhyun. Smakin membuat aku jatuh cinta 🙂
    Daebak !!

  25. gyuyoong berkata:

    Sungguh iri dengan yoona disini ,beruntung punya kyuhyun:’) tetep sabar aaah pokoknya iri T.T really really good story thanks autho buat aku nangis T.T hahha ditunggu ff yang lain semoga ga ilang lama lagi (?) Hehehhe fignting!!!!!!

  26. LoVeYoOnA berkata:

    authoooorr kapan dirimu nulis lagi,,udah kangen bgt sm tulisanmu yg baru…sm cerita” kreatifmu…hiks
    ditunggu thor,,udah terlalu lama kamu hiatus 😦 😦

  27. Iya bener seru! Awalnya aku bener2 ga ngerti ini maksudnya apa, masa lalu-masa sekarang gitu2, sampe2 2 kali aku baca, yg ini bener2 sampe bawah, baru keliatan author’s note aku ikuti tu saran, baru ngeeeh, hehehe, thanks^^

  28. Whielf berkata:

    Uwwwa. . .ak jdnyesek dh pas bc . . .yoona tega bnget nyakitin kyuhyun,yahh ak jg kshan sh mah changmin T.T,

  29. dias puspita berkata:

    Salute sm kesabaran kyu walo tau d khianati tetep aja cinta mati sm yoona,,daan akhirnya yoona sadar untunglah changmin juga ngerti.. Suka moment changyoon,,tp lbh suka sm kyu yg sabaar demi apapuuun,mgkin ada yg berpikir klo kyu bodoh tpi kalo bodoh karena cinta pasti hal yg wajar…hahahaaayyy…

Tinggalkan Balasan ke amoundiestta Batalkan balasan